5 Faktor yang Mempengaruhi Bau Keringat Anda, Salah Satunya Kebahagiaan
Ilustrasi faktor yang mempengaruhi bau keringat (Pexels/Andrea Piacquadio)

Bagikan:

SURABAYA - Salah satu cara menjaga penampilan tetap prima adalah mengendalikan keringat berlebih. Untuk melakukannya, Anda mungkin akan menggunakan deodoran agar keringat tak mengganggu. Namun, ada banyak faktor yang mempengaruhi bau keringat Anda.

Faktor yang Mempengaruhi Bau Keringat

Salah satu yang membuat keringat bau adalah mengonsumsi bawang dalam jumlah banyak. Pengaruh bawang mampu membuat keringat lebih bau dari biasanya. Namun, faktor tersebut bukan faktor tunggal. Faktor genetik juga punya andil. Berikut ini beberapa faktor yang dimaksud.

1. Bawang Bombay dan Kubis

Bakteri merupakan produk sampingan dari konsumsi makanan tertentu yang dikeluarkan bersama keringat.

Ini yang menyebabkan kulit berinteraksi dengan bakteri. Tingginya kadar belerang dalam makanan, seperti dalam bawang putih, bawang bombay, dan kubis, dapat menyebabkan bau badan.

2. Kebahagiaan

Sebuah penelitian tahun 2015 yang diterbitkan SAGE Journals, A Sniff of Happiness, menemukan bahwa aroma keringat menunjukkan kebahagiaan dan kesehatan mental Anda. Aroma ini dapat dideteksi orang lain dan merangsang perasaan bahagia di dalamnya juga. Menurut Gün Semin, pemimpin penelitian tersebut, mengatakan kalau kebahagiaan bisa ditularkan lewat aroma keringat.

3. Keringat mengandung sedikit garam, protein, urea, dan amonia

Sebagian besar keringat adalah air. Keringat murni, sebenarnya tidak berbau. Tetapi tergantung kelenjar mana yang memproduksi keringat.

Umumnya, dilansir Healthline, Jumat, 18 Maret, kelenjar ekrin terkonsentrasi di telapak tangan, telapak kaki, dahi, ketiak, dan seluruh tubuh. Keringan ekrin tidak terasa seperti air, karena mengandung sedikit garam, protein, urea, dan amonia.

Sedangkan kelenjar apokrin terkonsentrasi di ketiak, selangkangan, dan area payudara. Hasil sekresi keringat dari kelenjar ini lebih terkonsentrasi setelah pubertas. Mereka berada di dekat folikel rambut dan paling bau.

Menurut Adele Haimovic, MD., dokter bedah kulit dan kosmetik, keringat apokrin sebenarnya tidak berbai. Namun kondisi tertentu memengaruhi dua kelenjar untuk bereaksi. Sistem saraf yang mengontrol suhu tubuh dan kondisi emosional. Kondisi emosional berkaitan dengan respons fight-or-flights yang akan mengirimkan sinyal pada kelenjar keringat sehingga mereka mulai bekerja.

4. Makanan pedas

Senyawa capsaicin dalam makanan pedas menipu otak Anda untuk berpikir bahwa suhu tubuh meningkat, terang Haimovic.

Hal ini memicu produksi keringat termasuk juga alergi makanan dan inteloransi. Beberapa orang juga mengalami ‘keringat daging’, yang mana ketika makan terlalu banyak daging maka metabolisme akan menghabiska banyak energi untuk memecahnya sehigga suhu tubuh naik.

5. Daging merah membuat bau badan kurang sedap

Sayuran bukan tak mungkin menyebabkan bau tertentu, tetapi dalam sebuah penelitian tahun 2006 menemukan bahwa bau badan vegetarian lebih menarik daripada bau karnivora. Bau seseorang yang makan daging merah akan lebih pekat dan kurang menyenangkan.