5 Penyebab Menguap yang Tak Melulu karena Rasa Kantuk
Ilustrasi penyebab menguap (Freepik/Pressfoto)

Bagikan:

SURABAYA - Pernahkah Anda menguap padahal tidak sedang mengantuk? Ternyata penyebab menguap tidak hanya karena kantuk dan butuh tidur, pemicunya bisa banyak hal. Saat Anda menguap jangan terburu-buru menyimpulkan penyebabnya.

Sebuah penelitian terbaru dilansir WebMD, Selasa, 24 mei, menemukan bahwa menguap tidak hanya dilakukan demi mendapat oksigen ke otak. Peneliti menelusuri dengan beragam pendekatan dan menemukan bahwa menguap bisa jadi tanda kelelahan, kebosanan, atau tekanan ringan.

Menguap juga disebut sebagai keterampilan empatik yang sifatnya sosial sehingga bisa menular ketika seseorang di depan Anda menguap.

Penyebab Menguap

Jika digali lebih mendalam, tak ada alasan khusus mengapa menguap. Hanya refleks yang terjadi begitu saja tanpa disengaja. Anda tak memikirkannya ketika menguap bukan? Namun ternyata banyak hal yang disepakati peneliti sebagai penyebab menguap, antara lain sebagai berikut.

1. Perubahan ketinggian

Jika Anda berada di pesawat terbang atau mengemudi di tempat dengan ketinggian berbeda, Anda mungkin menguap sebagai respons otomatis tubuh. Ini adalah cara tubuh menyamankan tekanan di telinga.

2. Mendinginkan otak

Meski tidak ada bukti ilmiah tentang menguap adalah cara tubuh mendinginkan otak yang hangat, tetapi kerap didekatkan dengan kebutuhan udara sejuk. Dalam situasi kepanasan, Anda lebih sering menguap. Maka pendekatan ini seolah menemukan bukti empiris meski belum ada studi yang membuktikannya secara ilmiah.

3. Peregangan paru-paru

Saat menguap, terkadan diikuti dengan peregangan yang lebih besar. Sehingga tubuh bisa melenturkan otot dan meregangkan persendian. Ketika menguap mungkin juga mengalami peningkatan detak jantung. Maka dari itu, dengan meregangkan paru-paru dan memperbaiki detak jantung, Anda akan merasa lebih terjaga.

4. Empati

Pendekatan psikologis dan sosial pun dipakai untuk menelusuri penyebab menguap. Peneliti menemukan bahwa penyebab lain menguap adalah empati sosial. Jika Anda melihat seseorang menguap atau membaca tentang menguap, Anda mungkin berkeinginan untuk menguap. Psikolog mengatakan pendorongnya adalah sikap empati. Maka semakin dekat Anda dengan seseorang, semakin besar kemungkinan Anda akan menguap jika mereka menguap.

5. Muncul rasa bosan atau lelah

Penelitian telah menunjukkan bahwa menguap bukanlah tanda lelah atau merasa bosan. Sebaliknya, menguap adalah refleks dari otak yang membuat Anda bangun atau merasa lebih waspada. Itu berarti bahwa menguap adalah cara tubuh mencoba ‘membangunkan’ Anda.

Mengutip laman kesehatan dari Medical University of South Carolina, menguap itu normal. Namun jika terjadi peningkatan menguap yang bukan disebabkan kurang tidur atau penyebab lain yang dijelaskan di atas, maka menguap bisa menjadi gejala beberapa penyakit. Masalah medis yang paling umum berhubungan dengan peningkatan menguap adalah insomnia, sleep apnea, narkolepsi, pendarahan di sekitar jantung, tumor otak, multiple sclerosis, stroke, dan serangan jantung.