4 Tips Menghadapi Masalah Keluarga Demi Menghindari Perpecahan
Ilustrasi menghadapi masalah keluarga (Cottonbro/Pexels)

Bagikan:

SURABAYA - Masalah keluarga kadang menjadi pemicu perpecahan. Padahal, menjaga persaudaraan dalam keluarga akan berdampak baik. Saat Anda mengalami hal tersebut, cobalah untuk menerapkan tips menghadapi masalah keluarga.

Tips Menghadapi Masalah Keluarga

Menyelesaikan masalah dalam keluarga sangat dianjurkan agar imbas buruknya tak larut. Berikut tips yang bisa Anda lakukan, melansir Mindbodygreen, Jumat, 27 Mei.

1. Identifikasi secara spesifik

Jika Anda sedang menghadapi masalah keluarga, maka hal pertama yang bisa dilakukan adalah menguraikan secara spesifik apa yang sedang Anda hadapi. Apakah berkaitan dengan orang tua? Konflik saudara? atau kurang komunikasi?

Apa pun permasalahnya, Nuñez dan Spinelli para psychotherapist setuju  bahwa ini adalah langkah pertama yang perlu dilakukan. Setelah memahami masalah, hal bisa Anda lakukan selanjutnya yaitu berkomunikasi.

2. Komunikasikan masalah

Masalah tak akan selesai jika terus menerus ditutupi. Sesulit apapun masalah, ada baiknya untuk coba diatasi agar tidak membebani pikiran.

"Beri kesempatan pada diri untuk menyampaikan amarah atau kesal, maupun kecewa pada orang lain" kata Spinelli. 

Selain itu, menurut  Nuñez Anda bisa menggunakan bahasa yang lebih lembut saat menyampaikan segala emosi negatif. Gunakan kata ganti saya, daripada Anda. Misalnya, gunakan kalimat “saya sedih jika Anda tak bisa ikut makan malam”, dibandingkan “Anda selalu melewatkan jam makan malam, sungguh tak pengertian.”

Sebaiknya, komunikasikan hal ini sesegera mungkin setelah Anda merasa ada yang mengganjal tentang keluarga.

3. Libatkan profesional

Setelah mengungkapkan kekhawatiran, mungkin Anda perlu meminta bantuan seorang profesional. Apakah Anda memilih terapi individu, terapi pasangan, atau terapi keluarga terserah Anda dan keluarga. Tapi salah satu dari mereka pasti dapat membantu dalam memahami bagaimana masalah keluarga telah mempengaruhi Anda dan bagaimana menghadapinya.

"Jika keluarga tidak pergi ke terapi, penting bagi setiap orang untuk merasa memiliki suara didalamnya untuk berbicara dan untuk menyuarakan apa yang mereka butuhkan di dalam keluarga," kata Nuñez.

4. Tetapkan batasan

Dan yang tak kalah penting, saat semua cara gagal dilakukan, perlu diterapkan batasan antara anggota keluarga yang bermasalah agar dinamika dalam keluarga tetap sehat.

"Pikirkan dengan sungguh-sungguh terkait cara Anda menetapkan batasan," kata Spinelli.

Apakah Anda memilih untuk tidak pergi ke setiap pertemuan keluarga, menjaga jarak dari anggota keluarga yang membuat Anda tidak nyaman atau marah, atau sekadar memberi tahu anggota keluarga ketika perilaku mereka tidak dapat Anda terima. Spinelli mengatakan bahwa Anda sepenuhnya berhak melakukan hal tersebut.