Stres dapat Mengganggu Kehidupan Seksual, Begini Tips untuk Mengatasinya
Ilustrasi stres dan kehidupan seksual yang saling mempengaruhi (Freepik/Jcomp)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Seks seharusnya tidak membuat stres, tetapi terkadang stres dapat mengacaikan kehidupan seksual. Keduanya, stres dan seks berkaitan satu sama lain. Misalnya, ketika menghadapi kehidupan penuh tekanan, dorongan seks teredam atau libido menurun secara drastis.

Seks konsensual yang sehat, pada umumnya dapat membantu tubuh dan pikiran terhindar dari stres. Bahkan kehidupan seksual yang berkualitas bermanfaat dalam aspek kognitif, fisik, dan emosional positif lainnya, dilansir Psych Central, Senin, 1 Agustus. Namun, seks bisa dipengaruhi oleh stres. Nah, supaya tak mengganggu keharmonisan hubungan serta kehidupan seks, beberapa strategi perawatan diri dapat dilakukan.

Bagaimana seks membantu mengelola stres? Dalam produksi yang seimbang, hormon stres atau dikenal dengan hormon kortisol, berperan peting dalam mengatur respons imun, mengontrol tekanan darah, dan menstabilkan proses metabolisme. Tetapi ketika terlalu banyak tekanan dapat memompa kelenjar adrenal untuk memproduksi kortisol lebih banyak. Kalau tingkar kortisol lebih banyak, risikonya bisa memicu penyakit jantung, tekanan darah tinggi kronis, dan mempengaruhi kondisi mental serta fisik.

Ketika kadar kortisol melonjak, seks bisa menjadi metode alami dan efektif untuk mengurangi hormon stres. Seperti halnya latihan fisik, stres melepaskan endorfin yang secara alami meningkatkan suasana hati. Tetapi manfaat seks yang baik tidak terbatas pada membuat Anda bahagia selama foreplay, seks aktif, dan orgasme.

Sebuah studi tahun 2016, menemukan bahwa perempuan yang melakukan hubungan seks berkualitas memiliki risiko penyakit jantung lebih rendah. Untuk mengurangi stres yang berisiko juga pada kesehatan fisik, perlu mengambil langkah tepat dalam mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Seperti memotong asupan gula olahan, memulai rutinitas mindfulness, atau mengelola stres secara tepat.

Berhubungan seks, membantu melepaskan zat kimia alami dan hormon yang membuat Anda merasa baik, termasuk endorfin. Ketika bercinta secara konsensual, Anda dan pasangan juga terbantu dalam meningkatkan oksitosin, serotonin, dan dopamin. Ketiga neurotransmiter ini ketika aktif menawarkan manfaat jangka panjang yang dapat meredakan gejala stres dan kecemasan.

Sebaliknya, lantas bagaimana stres dapat mempengaruhi kehidupan seks? Tingkat stres yang lebih tinggi dapat mengganggu aktivitas seksual, libido rendah, dan memicu disfungsi ereksi. Untuk mengatasi ini, satu-satunya cara adalah mengubah gaya hidup. Misalnya dengan mengatur jadwal, mengutamakan hal prioritas, dan membangun keintiman bersama pasangan.