Sering Sedih Tanpa Alasan? Kenali Penyebab serta Cara Mengatasinya
Ilustrasi (Min An/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Adakalanya saat sedang sedih Anda tahu dengan pasti penyebab kesedihan tersebut. Namun, tak jarang orang sedih tanpa mengetahui alasannya. Sulit merelasikan kesedihan dengan situasi yang terjadi bisa jadi akar dari kesedihan yang tak dikenali. Bahkan hal sepele seperti kurang tidur atau rasa lapar pun dapat memengaruhi suasana hati seseorang. Dalam kasus lain, hal-hal yang lebih serius  jadi penyebab kesedihan Anda seperti depresi, trauma, duka, dan perubahan hormonal.

Jika Anda sedang berada dalam fase sedih tanpa alasan, coba tenang sejenak dan gali kembali kemungkinan-kemungkinan penyebab rasa tersebut. Mungkin jawabannya tak langsung Anda dapatkan. Tapi coba cari tahu dan mengakui perasaan Anda dapat membuat Anda menerima perasaan tersebut dan bergerak maju menemukan kebahagiaan.

Dilansir dari Psych Central, Selasa, 24 Januari, saat sedang dirundung kesedihan, coba lakukan beberapa cara yang dapat menawarkan kelegaan dan membantu Anda menemukan kembali rasa senang dan tenang.

Aktivitas fisik

Aktif bergerak dipercaya bisa melepaskan endorfin yang membuat Anda merasa nyaman dan mengangkat suasana hati Anda. Tak perlu olahraga berat. Cukup lakukan olahraga kecil seperti jalan kaki 30 menit atau gerakan pemanasan sederhana.

Mendengarkan musik

Musik terkadang dapat menawarkan kenyamanan atau energi saat Anda merasa sedih. Musik dapat memengaruhi kadar hormon Anda dengan cara meningkatkan suasana hati, meredakan kecemasan, dan mengurangi stres. Dengarkan musik sesuai dengan kesukaan sehingga aktivitas ini bisa menghempas kesedihan nantinya.

Berlatih self compassion

Menjadi lembut dan sabar dengan diri sendiri pun mampu menghilangkan kesedihan dalam hati. Mempraktikkan welas asih memiliki banyak manfaat, seperti meningkatkan harga diri dan meredakan depresi.

Jalan-jalan

Menghabiskan waktu di alam atau ruang hijau dapat meningkatkan mood Anda. Penelitian mengatakan bahwa jalan-jalan bisa meredakan gejala depresi dengan mengurangi kadar kortisol (hormon stres) dalam darah.