Kolaborasi dalam Hubungan Romantis, Jangan Sampai Lakukan 5 Kesalahan Ini
Ilustrasi kolaborasi dalam hubungan romantis (Pexels/Andrea Piacquadio)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Berkolaborasi dalam hubungan romantis, selayaknya seperti dalam bisnis. Karena kedua bentuk hubungan ini melibatkan peran masing-masing orang dalam memecahkan masalah. Tetapi ternyata, tak banyak pasangan yang memahami kenapa perlu kolaborasi. Menurut pakar psikologi, kolaborasi membantu hubungan romantis tetap langgeng meski memiliki masa depan yang tidak pasti.

Kolaborasi didasarkan kerja sama dalam kehidupan sehari-hari dan berbagai konteks dalam kehidupan Anda dan pasangan. Seperti berkolaborasi menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, mengelola anggaran, membayar tagihan, merencanakan liburan, menyelesaikan proyek rumah tangga, membesarkan anak, hingga merencanakan masa depan. Anda dan pasangan bahkan berkolaborasi secara seksual. Nah, untuk menjalin kolaborasi dalam hubungan romantis, Anda dan pasangan perlu menghindari melakukan kesalahan berikut ini.

1. Beban kerja tidak merata

Orang-orang yang pandai dalam pekerjaannya, mampu menangani tanggung jawab sesuai tenggat waktu dan dapat menyelesaikan banyak pekerjaan. Banyak tanggung jawab pada satu sisi, tentu tidak adil. Seperti halnya dalam hubungan romantis, hubungan yang berhasil harus membagi beban kerja secara merata. Kalau berat sebelah, sulit untuk mempertahankan kebahagiaan dari waktu ke waktu.

kolaborasi dalam hubungan romantis
Ilustrasi kolaborasi dalam hubungan romantis (Pexels/Mikhail Nilov)

2. Kontribusi tidak konsisten

Konsisten dan bisa diprediksi merupakan landasan kolaborasi yang berkembang dalam hubungan romantis. Tetapi kalau tidak konsisten dan tidak menentu tanpa bisa diprediksi, bisa membuat kolaborasi menjadi tegang. Efeknya orang menjadi tak nyaman terutama pada kondisi yang mendesak tanpa adanya respons kolaboratif yang adil dari pasangan.  

3. Satu pihak mendominasi

Seperti yang telah disampaikan di atas, kolaborasi perlu dilakukan dua belah pihak secara adil dan merata. Apabila salah satu mendominasi dan yang lain diminta untuk mengikuti, maka kekuatan asimetris. Kolaborasi semacam ini dapat merusak hubungan, tutur Gary W. Lewandoski Jr. Ph.D., dilansir Psychology Today, Senin, 6 Februari.

4. Kolaborasi bersifat fisik tidak diikuti secara emosional dan psikologis

Kolaborasi dan sama-sama menjalankan peran, tentu tidak hanya secara fisik saja tetapi tidak secara emosional dan psikologis. Ini bisa menggambarkan bahwa kolaborasi merupakan tindakan yang tulus, baik secara fisik dan mental. Artinya penting untuk tidak meremehkan kolaborasi dan melakukan pekerjaan yang diperlukan untuk memelihara hubungan serta membantunya tumbuh.

5. Tidak ada upaya bersama

Setiap pasangan perlu memberikan kontribusi mereka secara adil disertai dengan upaya menunaikan tanggung jawab. Meskipun semua orang akan menyukai hubungan bebas tanpa adanya saling menjalankan peran, tetapi jika menginginkan hubungan jangka panjang, cara ini tidak realistis. Artinya, setiap orang yang berpasangan perlu menghindari mengabaikan tanggung jawab.

Itulah kelima hal berkaitan dengan kolaborasi dalam hubungan romantis yang perlu dihindari. Perlu diketahui, kolaborasi dan hubungan yang melibatkan dua orang individu perlu disepakati bersama untuk mencapai tujuan bersama.