Fenomena Gray Divorce, Perceraian Lansia yang Disebabkan karena Banyak Faktor
Ilustrasi perceraian (Unsplash)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Fenomena gray divorce banyak terjadi di kalangan masyarakat, khususnya terjadi pada pasangan seleb maupun pengusaha. Lalu tahukah Anda apa itu fenomena gray divorce?

Artikel ini akan memberikan informasi kepada pembaca terkait istilah gray divorce yang banyak terjadi, mulai dari pengertian hingga penyebabnya.

Mengenal Fenomena Gray Divorce

Dikutip dari situs Alpha Center for Divorce Mediation, gray divorce adalah istilah yang merujuk pada tren yang berkembang di kalangan pasangan yang telah menikah dengan usia masing-masing pasangan 50+ tahun.

Fenomena gray divorce juga terjadi pada pasangan yang memiliki usia pernikahan hingga puluhan tahun. Bahkan tak sedikit dari mereka telah memiliki anak hingga cucu yang sudah tumbuh dewasa.

Dengan kata lain, grey divorce bisa diartikan sebagai perceraian yang dialami oleh pasangan lanjut usia atau lansia. Tingkat perceraian di kelompok usia tersebut memang sudah terjadi sejak lama, namun kemunculan istilah gray divorce dicebut baru dan diciptakan sebagai salah satu respon masyarakat terhadap tren perpisahan pasangan lansia yang tidak hanya berimbas pada fenomena sosial namun pada hal penting dalam bisnis seperti yang terjadi paada pasangan Bill dan Melinda Gates, atau Jeff dan MacKenzie Bezos.

Perceraian ini jadi salah satu masalah yang cukup berat tidak hanya pada pasangan yang bercerai namun pada orang-orang di sekitar mereka karena berpengaruh pada kondisi finansial seperti tunjangan pada anak, pembayaran tunjangan pasangan, dan masalah keuangan lain.

Faktor Terjadinya Grey Divorce

Grey divorce bisa disebabkan karena banyak hal, baik yang terjadi pada diri pasangan masing-masing atau faktor eksternal. Faktor tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Sindrom Empty Nest

Sindrom empty nest adalah sebuah istilah yang merujuk pada perasaan hampa atau sedih yang dialami oleh orang tua ketika semua atau sebagian anak-anak mereka mulai hidup mandiri dan meninggalkan rumah. Biasanya dari pihak ayah atau ibu akan menyadari bahwa ia dan pasangan hanya punya sedikit kesamaan dan berujung pada ketegangan hubungan.

  1. Perubahan Norma Sosial

Bagi sebagian masyarakat, perceraian adalah hal tabu. Namun bagi masyarakat lain perceraian adalah hal wajar. Perubahan norma sosial dalam masyarakat dalam menyikapi perceraian ikut berperan dalam terjadinya gray divorce. Saat masyarakat tak mempermasalahkan perceraian, individu yang terikat dalam pernikahan akan berpikir ulang untuk mencari kebahagiaan di luar pernikahan yang tak memuaskan.

  1. Naiknya Angka Harapan Hidup pada Lansia

Kondisi ini ternyata jadi penyebab terjadinya perceraian lansia. Individu yang telah terikat dengan pernikahan akan sadar bahwa usia mereka masih cukup panjang untuk terlibat dalam pernikahan yang diimpikan dengan orang lain.

  1. Masalah Finansial

Masalah finansial tak hanya membuat perceraian terjadi pada pasangan muda namun pada pasagan lansia. Namun, finansial yang stabil juga berpotensi memicu gray divorce. Sebagai contoh, saat pihak wanita merasa memiliki finansial yang stabil, mereka tidak takut dengan perceraian hingga lebih memilih jalan mengakhiri hubungannya dengan sang suami.

  1. Pihak Ketiga

Faktor ini memicu perceraian baik pada pasangan muda maupun pasangan lansia. Pihak ketiga bisa didapat dari berbagai lingkungan, baik lingkungan kerja maupun lingkungan sosialnya.

Itulah informasi terkait fenomena gray divorce. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.