9 Tips Mengelola Konflik dengan Orang Berkepribadian Narsistik
Ilustrasi tips mengelola konflik dengan orang berkepribadian narsistik (Freepik)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Seseorang yang terdiagnosa secara klinis memiliki kepribadian narsistik, cenderung kurang terbuka. Mereka juga bersikeras menyerah alih-alih berkompromi dalam konflik.

Menurut penelitian dilansir Psychology Today, Jumat, 8 Maret, orang narsistik cenderung kurang kooperatif dan lebih kompetitif menghadapi konflik. Lebih spesifik lagi, psikolog klinis Mary Ann Little, Ph.D., menjelaskan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan bernegosiasi, bekerja sama, berkolaborasi, mengambil tanggung jawab, dan menerima kesalahan. Karena kecederungan tersebut, berikut tips berkompromi dengan kepribadian narsistik.

1. Jangan menyalahkan

Orang narsis harus benar dan tidak bisa mentolerir kesalahan. Mereka cenderung menyalahkan diri sendiri setiap kali ada masalah yang muncul. Sehingga membiarkan mereka mempertahankan perasaan tidak realistis, artinya menerima konsep diri yang tidak “normal” ini. Jadi, saat mengelola konflik hindari menyalahkan mereka.

tips mengelola konflik dengan orang berkepribadian narsistik
Ilustrasi tips mengelola konflik dengan orang berkepribadian narsistik (Freepik)

2. Jangan berdebat mengenai fakta

Orang narsis cenderung melihat dunia dari sudut pandang baik atau buruk, secara konseptual. Maka berdebat tentang siapa yang salah adalah jalan buntu. Jadi jangan berdebat mengenai fakta karena hanya akan menyalahkan diri sendiri.

3. Hindari menantang sudut pandang mereka

Orang narsis tidak menghargai pandangan alternatif orang lain. Dalam pikiran mereka, apapun yang dilihat adalah salah. Mereka juga tidak terbuka terhadap percakapan karena cemas dihina dan merasa tersinggung.

4. Hindari memakai bahasa yang menyakitkan

Mengatur kalimat penting ketika berkonflik dengan orang berkepribadian narsistik. Karena orang narsis tidak memahami dampak terhadap orang lain, mereka sering mengatakan hal-hal yang provokatif. Ini terkadang menyulut lawan bicaranya memakai bahasa menyakitkan. Saran Ann, penting tetap melepaskan diri secara emosional.

tips mengelola konflik dengan orang berkepribadian narsistik
Ilustrasi tips mengelola konflik dengan orang berkepribadian narsistik (Freepik)

5. Jangan membenarkan perilaku atau tindakan Anda

Menjelaskan cerita dari sisi Anda, biasanya dianggap serangan bagi orang berkepribadian narsistik. Mereka mungkin menolak atau defensif. Jika harus bernegosiasi dengan mereka, katakan sudut pandang Anda dengan tenang dan tidak menuntut penerimaan mereka.

6. Mencoba berempati

Orang narsis merasa terhibur ketika seseorang mengenali perasaannya dan menghargai posisinya. Mereka mencari teman yang sejalan dengan sudut pandang mereka. Maka memahami perasaan mereka akan membangun rasa hormat bagi Anda.

7. Beri pujian atas bakat dan keterampilannya

Saat memberi pujian atas bakat yang dimiliki orang narsis, Anda perlu mengetahui yang sebenarnya. Pada intinya, mereka menderita karena konsep diri yang rendah. Oleh karena itu, mereka perlu diberikan penegasan bahwa mereka berkualitas dan memiliki bakat.

8. Terlibat dalam aktivitas bersama yang menyenangkan

Sama seperti berteman atau berelasi dengan orang lain, dengan orang berkepribadian narsistik juga perlu menikmati aktivitas menyenangkan. Dengan berbagi kualitas positif, mereka merasa dikenali dan ikatan terbangun.

9. Gunakan topik pembicaraan yang aman

Penting mengenali topik pembicaraan yang aman ketika berteman atau berelasi dengan seseorang berkepribadian narsistik. Dengan begitu, Anda bisa mengarahkan percakapan dan menghindari topik-topik pembicaraan yang mengancam.

Menurut Ann, strategi mengelola konflik dengan orang berpribadian narsistik penting untuk membangun hubungan sehat. Ini juga meminimalisir pembalasan yang buruk serta membangun ikatan yang stabil.