Bagikan:

JAKARTA - Perempuan ternyata lebih mahir untuk multitasking, berperan ganda atau mengerakan banyak hal dalam satu waktu, dibandingkan dengan pria. Hal ini terungkap melalui studi pengujian perbedaan multitasking pria dan perempuan, yang diterbitkan oleh Human Physiology.

Studi tersebut menunjukkan bahwa pria membutuhkan lebih banyak energi otak dibandingkan perempuan saat multitasking. Dalam penelitian terdapat 140 partisipan, terdiri dari 69 pria dan 71 perempuan, berusia 20-65 tahun.

Para partisipan mengikuti serangkaian tes, yang mengukur kemampuan mereka mengalihkan perhatian antar tugas. Partisipan diminta untuk mengurutkan objek berdasarkan bentuk dan jumlah secara acak.

Dalam penelitian tersebut, aktivitas otak partisipan dipantau menggunakan functional MRI, sedangkan memori dan perhatia mereka diuji dengan tes neuropsikologis. Hasilnya, otak pria perlu bekerja dengan lebih keras untuk melakukan banyak tugas, dibandingkan perempuan yang lebih mudah beradaptasi dengan situasi multitasking.

Multitasking berdasarkan jenis kelamin, baik otak pria maupun perempuan sama-sama menggunakan beberapa area spesifik. Salah satunya adalah dorsolateral prefrontal cortex, yang merupakan bagian dari otak depan yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol terhadap impuls.

Kemudian ada supplementary motor areas yang membantu mengoordinasikan gerakan tubuh, terutama saat perlu beralih dari satu tugas ke yang lain. Ada juga inferior parietal lobes, yang memainkan peran penting dalam kemampuan bahasa, matematika, dan bagaimana memvisualisasikan tubuh sendiri.

Area-area tersebut bekerja saat multitasking baik pada perempuan ataupun pria. Namun, pada pria cenderung lebih lambat dan membuat lebih banyak kesalahan dibandingkan perempuan.

Hal tersebut bisa terjadi karena perempuan cenderung lebih terampil dalam mengelola stres dan memproses informasi secara sistemastis, sehingga lebih efisien dalam mengaktifkan dan mnggunakan area-area otak tersebut untuk multitasking. Sebaliknya, pria cenderung lebih impulsif, yang berarti mereka sering bertindak tanpa berpikir dengan matang lebih dahulu.