YOGYAKARTA – Ekspektasi kadang diperlukan untuk hubungan yang berkembang. Tetapi dalam hubungan berpasangan, harus dilakukan seimbang. Pasalnya, terlalu tinggi ekspektasi justru membuat sakit saat terjatuh. Ekspektasi dalam hubungan berpasangan harus ditetapkan dengan landasan rasa hormat, kepercayaan kuat, dan keterbukaan dalam berkomunikasi.
Ekspektasi yang sehat, khususnya dalam konteks hubungan berpasangan, harus menerima perilaku atau tindakan secara realistis dari pasangan Anda. Itu berarti Anda menerima kemampuan dan kepribadian pasangan Anda. Punya ekspektasi sehat dalam hubungan juga berarti menghargai otonomi masing-masing tanpa memaksakan tuntutan yang tidak realistis. Maka untuk membangun ekspektasi dalam hubungan yang sehat, berikut tipsnya.
1. Identifikasi dan ungkapkan kebutuhan Anda sejak dini
Mengungkapkan kebutuhan di awal hubungan, bantu mencegah kesalahpahaman. Berkomunikasi secara terbuka juga menciptakan kejelasan dan menghindari ekspektasi yang tidak realistis. Dengan begitu, Anda dan pasangan tidak berasumsi atau menebak-nebak kebutuhan masing-masing.

2. Berlatih empati untuk saling menghargai persepktif masing-massing
Empati memungkinkan Anda memahami pikiran, perasaan, dan keterbatasan pasangan Anda. Saat terjadi perselisihan, pertimbangkan sudut pandang pasangan Anda. Ini akan membantu dalam menyesuaikan ekspektasi yang tidak realistis dan menumbuhkan hubungan emosional yang lebih dalam.
3. Meninjau ekspektasi bersama secara berkala
Hubungan akan berkembang sepanjang waktu, begitu pula ekspektasi. Maka penting mendiskusikan ekspektasi bersama secara berkala. Baik itu saat mengalami perubahan dalam hidup, ataupun dalam kondisi keseharian seperti biasanya. Ini bertujuan agar Anda dan pasangan punya ekspektasi yang selaras dan dapat beradaptasi dengan keadaan baru.
4. Hindari membandingkan dengan hubungan orang lain
Perbandingan bisa menciptakan tolak ukur yang tidak realistis. Hindari membandingkan hubungan dengan orang lain, karena setiap hubungan memiliki kekuatan dan tantangannya sendiri. jadi, tetaplah gokus dengan apa yang cocok dengan hubungan Anda dan pasangan alih-alih meniru apa yang Anda lihat dari pasangan lain.
5. Fokus pada apa yang dapat Anda kendalikan
Ekspektasi yang berakar pada mengendalikan perilaku pasangan, sering kali menyebabkan frustasi. Melansir Marriage, Minggu, 23 Februari, penting untuk menekankan bahwa setiap orang berkontribusi pada hubungan. Dengan begitu, akan mendorong siklus positif tanpa mendikta pasangan Anda.
BACA JUGA:
6. Bersabar dan berbagi ruang untuk kesalahan
Setiap orang pasti membuat kesalahan, begitu pula Anda atau pasangan Anda. Jadi, harapan yang tidak realistis bisa merusak ikatan. Maka berlatih bersabar dan memahami kesalahan, adalah hal wajar. Memaafkan atau mentoleransi bahkan membantu membangun hubungan menjadi lebih baik, tentu akan lebih sehat.
7. Cari bantuan jika membutuhkan
Ekspektasi yang tidak dikelola bisa jadi beban bahkan memicu konflik berkelanjutan. Kalau Anda dan pasangan kesulitan mengelolanya, pertimbangkan untuk konseling pasangan dan bertemu terapis hubungan untuk mengatasi kesalahpahaman serta membangun wawasan.
Itulah tips mengelola ekspektasi dalam hubungan berpasangan yang sehat. Perlu dipahami, ekspektasi yang sehat, bisa menumbuhkan hubungan, melanggengkan, dan mencegah kesalahpahaman. Selain menjalankan tips diatas, penting juga membiasakan komunikasi secara terbuka dan bersifat asertif.