Bagikan:

JAKARTA - Mengajarkan anak berpuasa sejak dini merupakan langkah penting dalam membentuk karakter dan memperkenalkan nilai-nilai ibadah. Namun, proses ini perlu dilakukan dengan pendekatan yang positif dan menyenangkan agar anak tidak merasa tertekan.

Orangtua memiliki peran utama dalam menciptakan suasana yang mendukung, sehingga anak dapat melihat puasa sebagai pengalaman yang menyenangkan, bukan beban.

Psikolog anak dan keluarga dari Universitas Indonesia, Sani B. Hermawan, menekankan pentingnya metode yang ramah anak saat mengajarkan puasa. Ia menyarankan agar orang tua mengajak anak berbicara tentang hal-hal menyenangkan terkait puasa, seperti merencanakan menu berbuka puasa bersama.

"Ajak anak berdiskusi, misalnya, ‘Nanti kita buka puasa makan apa, ya?’ Hal ini bisa membuat anak lebih antusias,” ujar seperti dikutip ANTARA

Selain itu, mengisi waktu dengan kegiatan seru saat menunggu waktu berbuka, atau yang biasa dikenal dengan ngabuburit, juga dapat membantu anak melupakan rasa lapar. Permainan yang ringan dan kreatif dapat menjadi pilihan agar anak tetap aktif namun tidak merasa lelah.

Sani mengingatkan agar orangtua menghindari penggunaan ancaman atau hukuman jika anak belum mampu berpuasa penuh. Hal tersebut dapat menimbulkan perasaan negatif atau bahkan membuat anak merasa tertekan.

Sebaliknya, orangtua bisa membantu anak mengalihkan perhatian dari rasa lapar dengan aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan.

Untuk menumbuhkan semangat dalam berpuasa, orang tua bisa menciptakan suasana rumah yang lebih meriah selama bulan Ramadhan. Misalnya, mendekorasi rumah dengan hiasan bertema Ramadan atau membuat tulisan seperti “Selamat Berbuka Puasa” agar anak merasa momen ini istimewa. “Anak harus merasa kalau bulan Ramadhan adalah momen yang dirayakan, bukan malah membuatnya merasa terbatasi,” jelas Sani.

Ia juga menyarankan agar anak diajak memilih menu sahur dan berbuka yang sesuai dengan seleranya. Melalui melibatkan anak dalam proses ini, mereka akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk menjalani puasa.

Selain itu, pilihlah aktivitas ringan seperti menggambar atau merakit mainan untuk menjaga energi anak selama berpuasa, sambil menghindari kegiatan yang terlalu menguras tenaga.

Pada akhirnya, dukungan dan kreativitas orangtua menjadi kunci agar anak dapat menjalani ibadah puasa dengan penuh semangat dan kebahagiaan. Dengan pendekatan yang positif, anak tidak hanya belajar menahan diri, tetapi juga menikmati nilai kebersamaan selama bulan Ramadan.