YOGYAKARTA - Bagi sebagian umat Muslim, istilah tarhib Ramadan mungkin terdengar asing. Namun, ada juga yang telah memahami maknanya sebagai salah satu bentuk persiapan dalam menyambut bulan suci Ramadan. Secara etimologi, kata "tarhib" berasal dari bahasa Arab yang berarti menyambut dengan penuh kelapangan dan kebahagiaan. Dengan demikian, tarhib Ramadan merupakan cara umat Muslim menyambut bulan suci ini dengan kesiapan spiritual, mental, dan fisik agar dapat menjalankan ibadah secara optimal.
Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah dan hanya datang sekali dalam setahun. Oleh sebab itu, menyambutnya dengan penuh semangat dan kesiapan sangat dianjurkan. Selain meningkatkan kualitas ibadah, tarhib Ramadan juga bertujuan untuk mempererat hubungan dengan Allah SWT serta sesama manusia. Umat Muslim dianjurkan untuk mulai mempersiapkan diri agar bisa menjalani ibadah dengan lebih baik, termasuk dengan meningkatkan amal ibadah serta menjaga kesehatan agar tetap prima selama menjalankan puasa.
Sejarah dan Asal Usul Tarhib Ramadan
Dalam bahasa Arab, "tarhib" berasal dari kata "rahaba, yarhabu, rahbun" yang berarti luas dan lapang. Kata ini kemudian berkembang menjadi "rahhaba, yurahhibu, tarhiban" yang bermakna menyambut dengan kelapangan dan keterbukaan hati. Oleh karena itu, tarhib Ramadan memiliki makna menyambut Ramadan dengan perasaan bahagia dan kesiapan yang maksimal, baik secara fisik maupun spiritual.
Menurut Kementerian Agama RI, kata "tarhib" dalam bahasa Arab sebenarnya digunakan sebagai ungkapan penyambutan secara umum, tidak hanya untuk Ramadan. Contohnya, tarhib bisa digunakan dalam konteks menyambut tamu, pemimpin, atau peristiwa besar lainnya. Konsep ini serupa dengan kata "Marhaban", yang bermakna menyambut dengan penuh kelapangan hati dan pikiran serta dengan segenap jiwa dan raga. Dengan pemahaman ini, tarhib Ramadan bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi ajakan bagi umat Muslim untuk meningkatkan kualitas ibadah selama bulan suci.
Tradisi Tarhib Ramadan di Indonesia
Di Indonesia, tarhib Ramadan sering kali diwujudkan dalam berbagai kegiatan keagamaan seperti kajian fiqih puasa, halaqah seputar Ramadan, dan ceramah keislaman yang membahas persiapan memasuki bulan suci. Meskipun istilah "tarhib Ramadan" baru populer belakangan ini, berbagai tradisi lokal dalam menyambut Ramadan sudah lama berkembang di masyarakat.
Salah satu tradisi yang masih dipraktikkan hingga kini adalah "megengan" dalam budaya Jawa. Tradisi ini diawali dengan ziarah kubur untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal, diikuti dengan acara makan bersama menggunakan hidangan khas yang memiliki makna filosofis. Sementara itu, dalam budaya Sunda, dikenal tradisi "munggahan", yang secara harfiah berarti naik atau meningkat. Filosofi dari munggahan adalah meningkatkan kualitas ibadah dan menyambut Ramadan dengan penuh kegembiraan, sekaligus sebagai refleksi diri agar lebih dekat dengan Allah SWT.
Contoh Amalan dalam Tarhib Ramadan
Untuk menyambut Ramadan dengan optimal, ada beberapa amalan yang bisa dilakukan dalam tarhib Ramadan:
Membaca Doa Menyambut Ramadan Salah satu doa yang dianjurkan untuk menyambut bulan suci ini adalah:
Allahumma barik lana fi Rajaba wa Sya'ban, wa ballighna Ramadan.
Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadan." (HR Ahmad).
Membaca Doa Ketika Melihat Hilal Ramadan
Allahumma ahillahu 'alaina bil amni wal iman, was-salamati wal-islam, Rabbi wa Rabbukallah, hilalu rushdin wa khair.
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah bulan Ramadan ini membawa keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman bagi kami. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, wahai bulan petunjuk dan kebaikan." (HR Ahmad dan At-Tirmidzi).
Meneguhkan Niat Sebelum Ramadan
- Niat memperbanyak tadarus Al-Qur'an dengan memahami maknanya.
- Niat bertaubat dengan sungguh-sungguh dari dosa-dosa yang telah lalu.
- Niat menjadikan Ramadan sebagai awal dari kebiasaan baik yang dilakukan secara berkelanjutan.
Mempersiapkan Kesehatan Fisik dan Mental Menjaga pola makan sehat, berolahraga, dan istirahat yang cukup merupakan bagian dari tarhib Ramadan agar tubuh tetap prima dalam menjalankan ibadah puasa. Kesehatan mental juga perlu diperhatikan dengan cara memperbanyak dzikir dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Membaca Kitab dan Artikel Seputar Ramadan Membekali diri dengan ilmu tentang Ramadan sangat penting agar ibadah yang dilakukan memiliki dasar yang kuat. Beberapa kitab yang bisa dibaca antara lain "Ihya Ulumiddin" karya Imam Al-Ghazali dan "Lathaiful Ma'arif" yang membahas keutamaan Ramadan.
Memperbanyak Puasa Sunnah di Bulan Sya’ban Rasulullah SAW sangat menganjurkan puasa di bulan Sya'ban sebagai persiapan sebelum memasuki Ramadan. Namun, berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadan tidak dianjurkan kecuali bagi mereka yang sudah terbiasa melakukannya.
BACA JUGA:
Dari Aisyah r.a., beliau berkata:
“Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadan, dan aku tidak pernah melihat beliau lebih banyak berpuasa dibandingkan di bulan Sya'ban.” (HR Bukhari dan Muslim).
Selain itu, ketahui 7 Bacaan Doa Menyambut Bulan Suci Ramadan Sesuai Sunnah
Jadi setelah mengetahui apa itu tarhib Ramadan, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!