Bagikan:

JAKARTA - Pola asuh negatif merupakan tindakan dan perilaku lalai atau merugikan. Yang dapat memengaruhi perkembangan dan kesejahteraan mental anak, terkadang hingga dewasa. Meskipun beberapa tindakan memiliki tujuan. Tapi orang tua sering kali tidak menyadari bahwa tindakan mereka atau ketiadaan tindakan dapat berdampak jangka panjang pada anak.

Pola asuh negatif dapat mencakup tindakan-tindakan seperti, kata-kata dan emosi menyakitkan yang ditujukan kepada anak, kritik berulang tanpa arahan atau kurang pengakuan atas prestasi, kurangnya rasa hormat dan kepercayaan, teguran terus-menerus, kurangnya pujian dan menggunakan perbandingan untuk mempermalukan atau merendahkan anak.

Jika Anda bertanya-tanya apakah Anda menerapkan pola asuh negatif, berikut beberapa tanda perlu diwaspadai, melansir Psych Central, Senin, 10 Maret.

Kurang atau terlalu terlibat

Tingkat keterlibatan Anda dalam kehidupan anak dapat menjadi tanda pengasuhan buruk. Baik terlibat dalam setiap aspek kehidupan anak atau sama sekali tidak terlibat. Anak-anak membutuhkan kehadiran orang tua mereka agar merasa didukung. Terlalu terlibat atau tidak terlibat sama sekali dalam kehidupan anak dapat merugikan kesejahteraan mereka.

Menahan kasih sayang atau perhatian

Anak-anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Jika Anda tidak tersedia secara emosional atau menolak mengakui kebutuhan anak akan keterikatan, Anda mungkin terlibat dalam gaya pengasuhan negatif. Anak-anak diabaikan oleh orang tua atau yang tidak diperhatikan dapat mengalami efek buruk dari pengasuhan lalai, yang dapat berlanjut hingga dewasa.

Rasa malu dan bersalah

Rasa malu dan bersalah adalah emosi mendalam, terutama bagi anak-anak yang mungkin belum mampu mengatasi perasaan yang besar. Orang tua yang mempermalukan atau membuat anak-anaknya merasa bersalah dapat membuat mereka merasa tidak cukup baik. Perilaku seperti ini dapat menjadi ciri khas pola asuh negatif.

Keseimbangan disiplin

Menjaga keseimbangan antara disiplin dan konsekuensi realistis secara konsisten dapat menjadi sangat penting bagi perkembangan anak. Rumah tangga yang tidak memiliki disiplin sama sekali dapat membuat anak-anak gagal. Anak-anak tidak belajar batasan cenderung lebih mungkin terlibat dalam perilaku merugikan dan menunjukkan kurangnya pengendalian diri.

Di sisi lain, aturan terlalu ketat atau kaku dan berdasarkan rasa takut dapat mendorong anak bertindak atau memberontak. Pola asuh mengontrol dapat menyebabkan kondisi kesehatan mental tertentu pada anak, seperti:

  • kecemasan
  • depresi
  • gangguan obsesif-kompulsif (OCD)