YOGYAKARTA – Beberapa anak tampak bisa beradaptasi dengan cepat. Sementara tak sedikit pula anak yang membutuhkan dukungan dari orang tuanya ketika berjuang dengan sesuatu yang baru, dunia luar rumah, dan aktivitas sekolah. Seorang psikolog Bruce J. Ellis dan W. Thomas Boyce menyebut anak-anak yang sulit mengatasi stres, sensitif, dan reaktif sebagai orchid child atau anak anggrek. Sedangkan anak yang cukup tangguh dan mampu mengatasi stres dalam hidup, seperti bunga dandelion. Untuk mengenali lebih lanjut, berikut tanda anak yang kesulitan mengatasi stres serta sensitif dan reaktif atau disebut dengan anak anggrek.
1. Mereka tidak suka perubahan
Menurut Sandra Whitehouse, PhD, Direktur Senior dan Psikolog Senior di Anxiety Disorders Center di Child Mind Institute, anak anggrek lebih sensitive. Mereka tampak seperti bayi rewel yang menolak ditinggal sendirian serta memiliki reaksi emosional yang lebih besar. Mereka tampaknya kesulitan berbicara untuk membela diri dan mengalami kecemasan saat perpisahan.

2. Mudah terstimulasi atau sensitif suara keras, cahaya, tekstur, dan makanan
Whithouse menambahkan, anak anggrek memiliki portal yang selalu terbuka. Dengan kata lain, mereka sensitif terhadap hal-hal yang merangsang. Seperti suara keras, cahaya, tekstur, dan makanan.
3. Hanya suka makanan yang itu-itu saja
Anak-anak yang sulit mengatasi stres, mereka cenderung makan makanan tertentu saja. Tidak suka mencoba makanan baru. Selera makanannya sangat terbatas, kata Whitehouse dilansir Parents, Selasa, 18 Maret.
4. Lingkaran pertemanannya kecil
Anak anggrek menyukai lingkaran pertemanan yang kecil. Mereka sulit mendapat teman baru. Seiring bertambahnya usia, keramaian atau situasi sosial terasa melelahkan bagi mereka. Mungkin, anak anggrek memilih waktu tenang sendirian.
BACA JUGA:
Di samping mengenali tanda anak kesulitan mengatasi stres dan beradaptasi dengan hal baru, penting bagi orang tua untuk mendukung dan mengajarkan bagaimana mengelola sensitivitas anak anggrek atau orchid child. Sara Whitehouse, supaya tidak membuat anak anggrek tertekan, perlu diajarkan tentang keseimbangan. Ortu juga tak perlu bersikap protektif supaya keterampilannya terbangun dan bisa beradaptasi dengan situasi baru atau ke luar dari zona nyamannya. Untuk itu, berikut yang bisa dilakukan ortu mendukung anak yang sulit mengatasi stres.
- Buat rutinitas
Anak perlu berada di lingkungan pengasuhan yang dapat diprediksi tanpa banyak perubahan mendadak. Rekomendasi Whitehouse, buat jadwal tertatur, dari aktivitas harian hingga mingguan yang konsisten. Pastikan juga rutinitas tidur konsisten setiap hari untuk membantu mengurangi ketidakpastian dan kecemasan.
- Perkenalkan dan biasakan dengan situasi baru
Ketika menghadapi situasi baru, perkenalkan terlebih dahulu ruang dan situasinya. Misalnya, ketika anak harus datang di acara pesta ulang tahun, sehari sebelumnya ajak ia ke tempat pesta. Begitu juga ketika anak akan mengikuti kelas baru, minta anak berkenalan dengan guru mereka dan mengenali kelasnya.

- Kenali batasannya
Karena anak yang kesulitan mengatasi stres akan kewalahan atau terlalu terstimulasi, penting bagi ortu untuk mengenali perasaan dan batasannya. Saat mereka membutuhkan istirahat, beri waktu jeda. Saran Whitehouse, ajarkan anak mengenali hal-hal apa saja yang membuat mereka stres atau tertekan. Kembangkan juga keterampilan untuk berbicara dan menegaskan batasan.
- Jangan biarkan kecemasan menghantui
Penting untuk tidak terlalu mengakomodasi kecemasan anak. Karena ini dapat menyakiti mereka dalam jangka panjang. Yang mereka butuhkan, kesempatan belajar mengatasi stres dan kecemasan mereka sendiri.
Itulah tips mendukung dan membersamai anak yang kesulitan mengatasi stres, sensitif, atau disebut orchid child. Apabila anak masih sulit untuk beradaptasi setelah ortu mencoba memberikan dukungan, penting untuk konsultasi pada psikolog anak.