Bagikan:

JAKARTA - Selama bulan Ramadan, banyak orang mengalami kenaikan berat badan akibat pola makan yang berlebihan saat berbuka dan sahur. Pola konsumsi yang tidak terkontrol, seperti mengonsumsi makanan tinggi kalori dan gula, menjadi pemicu utama bertambahnya berat badan.

Padahal, secara teori, puasa dapat membantu menurunkan berat badan karena adanya pengurangan asupan kalori harian.

Dokter spesialis gizi klinik lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, menjelaskan bahwa kenaikan berat badan terjadi ketika jumlah kalori yang masuk lebih besar dibandingkan dengan kalori yang dikeluarkan.

Konsumsi makanan tinggi kalori secara terus-menerus menyebabkan akumulasi lemak dalam tubuh, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan berat badan.

"Saat Ramadan, seharusnya terjadi penurunan berat badan hingga 2-3 kilogram per bulan karena adanya pengurangan kalori hingga 30 persen dari kebutuhan harian. Jika justru mengalami kenaikan, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap pola makan karena kemungkinan besar masih terjadi kelebihan asupan kalori," ujar dr. Mulianah, seperti dikutip ANTARA.

Untuk mencegah kenaikan berat badan selama puasa, ia menyarankan agar masyarakat lebih selektif dalam memilih makanan. Salah satu langkah penting adalah menghindari makanan yang tinggi gula, karena dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan memicu penumpukan lemak dalam tubuh.

"Makanan dan minuman manis, camilan dengan tambahan gula, serta makanan bertepung dapat meningkatkan kadar gula darah secara drastis, sehingga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas," jelasnya.

Selain itu, makanan yang tinggi lemak jenuh, seperti gorengan, makanan yang digoreng dalam minyak banyak (deep fried), makanan bersantan, dan lemak hewani juga perlu dibatasi. Konsumsi berlebihan makanan jenis ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular serta menambah jumlah kalori harian secara signifikan.

"Lemak jenuh yang dikonsumsi berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan dan berbagai risiko kesehatan lainnya, sehingga penting untuk menggantinya dengan lemak sehat seperti yang terdapat dalam kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun," tambahnya.

Dokter Mulianah juga menekankan pentingnya menjaga jadwal makan yang teratur. Melewatkan waktu makan, seperti tidak sahur, dapat menyebabkan rasa lapar yang berlebihan, sehingga berisiko meningkatkan konsumsi kalori berlebih saat berbuka.

"Ketika kita melewatkan waktu makan tertentu, rasa lapar yang intens dapat menyebabkan makan dalam jumlah berlebihan di waktu berikutnya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pola makan yang seimbang dan teratur," katanya.

Selain pola makan yang sehat, dr. Mulianah juga menyarankan untuk tetap melakukan aktivitas fisik secara rutin selama Ramadan. Aktivitas fisik atau olahraga dapat membantu menjaga keseimbangan energi, meningkatkan stamina, dan mencegah kenaikan berat badan yang tidak diinginkan.

"Memantau berat badan secara rutin, misalnya 2-3 kali dalam seminggu, juga penting untuk mencegah kenaikan berat badan yang berlebihan selama puasa," tutupnya.