9 Kebiasaan yang Akan Membuat Kesehatan Mental Makin Memburuk, Nomor 4 Sering Terjadi
Ilustrasi kurangi kebiasaan buruk (Unsplash/Anthony Tran)

Bagikan:

SURABAYA – Kesehatan mental penting sebab memengaruhi segala aspek dalam hidup. Mulai dari cara berpikir, mengambil keputusan, menyelesaikan masalah hingga bertindak. Apabila kondisi mental tidak seimbang, bisa berkemungkinan mengusik kesehatan fisik.

Maka dari itu, kesehatan mental perlu diusahakan setidaknya untuk diri sendiri sembari membagi pengetahuan kepada orang terdekat. Nah, dilatarbelakangi alasan tersebut, kebiasaan-kebiasaan di bawah ini perlu dikurangi sebab bisa memperburuk kesehatan mental.

Selalu ingin lebih unggul

Perfeksionis atau selalu ingin lebih unggul memang satu cara untuk meraih kesuksesan. Namun, kebutuhan untuk jadi sempurna bisa merusak setiap usaha yang telah dicapai. Melansir Careers In Psychology, psikolog menggambarkan dua sisi dari perfeksionisme.

Ada yang negatif dan sebaliknya, positif. Perfeksionisme positif dapat membantu seseorang melakukan yang terbaik. Kebiasaan perfeksionisme yang berefek positif termasuk menetapkan tujuan yang realistis, menerima kegagalan, dan melihat kesalahan sebagai peluang untuk lebih baik lagi.

Dengan sudut pandang tersebut, kecemasan dan stres bisa diatasi serta proses bisa lebih dinikmati. Sedangkan perfeksionisme negatif merupakan ambisi melampaui kemampuan diri sendiri. Apapun yang dilakukan dinilai tak sempurna, bergelayut dengan kegagalan, dan selalu kontra dengan solusi yang diusulkan.

Postur tubuh yang buruk

Berdsarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry, hanya dengan duduk tegak dapat mengurangi depresi. Sejumlah penelitian lain menunjukkan postur tubuh yang baik dapat meningkatkan harga diri dan suasana hati.

Ditambah lagi, postur tubuh yang baik meningkatkan sikap positif, mengurangi kelelahan. Artinya, perhatikan posisi duduk Anda selama bekerja maupun membaca. Perbaiki juga cara berdiri yang hanya  bertumpu di satu sisi telapak kaki saja.

Rasa bersalah

Sering munculnya rasa bersalah sering kali dipupuk dari masa kanak-kanak. Ketika bersikap dengan cara Anda, karena takut keluarga tidak akan bangga maka muncul rasa bersalah. Cengkeraman rasa bersalah akan semakin kencang ketika usia bertambah.

Apabila rasa bersalah dibiarkan tumbuh terus-menerus, bisa mencegah seseorang untuk memberikan perhatian penuh pada satu tugas.

Kurang olahraga

Kebiasaan kurang gerak berdampak buruk pada lingkar pinggang, jantung, dan kesehatan mental. Olahraga teratur dapat melepaskan endorfin dan kimiawi yang memengaruhi perasaan baik. Efek positif lainnya termasuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan lebih menenangkan.

Keliru menilai kegagalan

Pikiran negatif tidak akan lekang, baik saat ini maupun nanti. Pun dengan perasaan gagal yang bisa membesar dan mengganggu kemampuan Anda untuk mencapai kesuksesan. Dilingkupi perasaan gagal membuat hidup terasa suram, nelangsa, dan tidak memiliki harapan.

Jangan sampai kebiasaan mengutuk kegagalan bisa merusak kesehatan mental, ya. Mulailah kembali dari awal dan tetapkan tujuan.

Berlebihan mengakses media sosial

Survei yang dilaporkan di The Telegraph menemukan 62 persen dari 1.500 pengguna Twitter dan Facebook usia dewasa timbul perasaan tidak mampu dan 60 persen melaporkan rasa cemburu sebab membandingkan diri mereka dengan pengguna media sosial lainnya.

Tiga puluh persen dari mereka mengatakan mereka mereka kesepian. Maka, ketahuilah batas penggunaan untuk mengecilkan efek negatif bagi kesehatan mental.

Memakai gawai tak dibatasi waktu

Apapun yang berlebihan tidak akan berefek baik, termasuk menggunakan gawai tanpa batas waktu. Menurut penelitian dari Journal of Effective Disorders, penggunaan gawai secara kompulisif dapat memperburuk gejala depresi, kecemasan, stres kronis, dan harga diri rendah.

Ketergantungan

Ketergantungan pada orang lain maupun keluarga bisa mengganggu kemampuan seseorang. Bahkan, hubungan yang sehat dan saling memuaskan akan terganggu apabila bergantung dengan orang lain.

Psikologi memakai istilah co-dependency untuk menggambarkan ikatan chemistry dari kedua belah pihak yang berpasangan. Tetapi sekarang banyak dipakai untuk menggambarkan hubungan sepihak.

Kebiasaan ketergantungan termasuk mengorbankan diri sendiri untuk menjaga orang lain. Bahkan bisa terjadi ketika menempatkan keinginan orang lain di atas kebutuhan sendiri. Ketergantungan dapat merenggut individualitas sekaligus berbahaya bagi kesehatan mental dan kesejahteraan.

Penyesalan

Dalam ukuran kecil, penyesalan adalah keadaan emosional yang sehat selama tidak jadi kebiasaan. Penyesalan, dari laporan penelitian yang dikutip Psychology Today, lebih sering dialami seseorang dalam budaya tertentu. Budaya yang memiliki kendali lebih besar atas pilihan hidup seseorang.

Di sisi lain dari besarnya kendali untuk menetapkan pilihan hidup, kebiasaan menyesal dapat menyebabkan depresi, kecemasan, sulit konsentrasi bahkan merusak pola tidur. Nah, kebiasaan tidur yang buruk juga berpengaruh pada kesehatan mental.

Dari sembilan daftar kebiasaan buruk di atas, satu per satu dapat diminimalisir agar mendapatkan kesehatan mental.

Artikel ini telah tayang dengan judul Sebab Bisa Memperburuk Kesehatan Mental, Kurangi 9 Kebiasaan Ini.

Selain terkait kesehatan mental, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.