Mengenal Hipotiroidisme: Salah Satu Penyebab Metabolisme Menurun
Ilustrasi gejala dan penyebab hipotiroidisme (Freepik/Bearfotos)

Bagikan:

SURABAYA - Tahukah Anda bahwa tiap organisme yang hidup pasti punya sistem organisme. Dalam sistem tersebut terdapat metabolisme yang jadi sistem kimiawi penting dalam sel tubuh. Sistem tersebut akan mengubah makanan jadi energi. Jika metabolisme tak bekerja secara maksimal, maka kesehatan akan terganggu. Ada banyak penyebab metabolisme tubuh menurun, salah satunya adalah hipotiroidisme.

Metabolisme akan turun yang terjadi jika tak cukup ada hormon tiroid dalam aliran darah. Sedangkan saat metabolisme turun karena rendahnya hormon tiroid disebut dengan miksedema.

Dilansir Cleveland Clinic, Selasa, 26 Oktober, hipotiroidisme bisa disembuhkan dengan tindakan medis dan obat-obatan  yang telah diresepkan dari dokter.

Mengenal cara kerja tiroid

Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Letaknya berada di depan leher dan bentuknya seperti kupu-kupu dengan sayap melingkari tenggorokan. Tugas utama tiroid adalah mengontrol metabolisme dengan menciptakan hormon T4 dan T5.

Hormon tersebut bekerja di seluruh tubuh untuk memberi tahu sel-sel tubuh mengolah berapa banyak energi yang digunakan tubuh. Mereka juga mengontrol suhu tubuh serta detak jantung.

Normalnya, tiroid produktif membuat hormon dan melepaskannya kemudian membuat baru untuk menggantikan hormon tiroid yang telah digunakan. Ini terjadi supaya metabolisme bisa terus-menerus bekerja dan semua sistem tubuh tetap terkendali. Jumlah hormon tiroid dikendalikan oleh kelenjar pituitari yang terletak di tengah tengkorak, bawah otak.

Ketika kelenjar pituitari merasakan hormon tiroid kurang atau terlalu banyak, ia akan mengirimkannya ke tiroid untuk menyeimbangkan jumlahnya.

Penyebab hipotiroidisme

Hormon tiroid terlalu banyak disebut hipertiroidisme, sedangkan jumlah yang terlalu sedikit dalam tubuh dikenal dengan hipotiroidisme. Penyebabnya bisa dari faktor keturunan, radang tiroid, kekurangan yodium, disebabkan virus, dan dalam beberapa kasus terjadi setelah kehamilan.

Hipotiroidisme dapat memengaruhi orang-orang dengan segala usia, jenis kelamin, dan etnis. Namun pada wanita pada umumnya lebih mungkin berisiko hipotiroidisme setelah menopause daripada usia lebih muda.

Bagi wanita yang sedang hamil, penting untuk mengontrol kadar tiroid. Sebab hormon-hormon ini membantu mengembangkan otak dan sistem saraf. Jika tidak dalam kondisi seimbang dan tidak segera diatasi selama kehamilan maka dapat menyebabkan komplikasi, keguguran, hingga kelahiran prematur.

Saat Anda menggunakan pil KB, perlu dipertimbangkan pengaruhnya pada tiroid. Jika menderita hipotiroidisme, dosis obat penyeimbang hormon tiroid perlu ditingkatkan seiring mengonsumsi pil KB.

Jika berhenti konsumsi pil KB, maka obat perlu diturunkan tingkatnya sebab progesterone dan estrogen dalam pil KB memengaruhi protein pengikat tiroid Anda.

Gejala hipotiroidisme

Gejala hipotiroidisme biasanya berkembang perlahan seiring waktu. Kadang gejala semakin meningkat dalam hitungan tahun. Berikut gejala yang dialami seseorang dengan hipotiroidisme:

  1. Mengalami mati rasa dan kesemutan pada tangan.
  2. Bertambah berat badan.
  3. Mengalami sembelit.
  4. Mengalami nyeri di seluruh tubuh.
  5. Kadar koleterol darah lebih tinggi dari normal.
  6. Merasa depresi.
  7. Tidak dapat mentolerir suhu dingin.
  8. Kulit dan rambut kering dan kasar.
  9. Penurunan hasrat seksual.
  10. Menstruasi lebih sering dan terasa sakit.
  11. Perubahan pada wajah, sekitar mata dan wajah membengkak.
  12. Suara lebih rendah dan serak.
  13. Pelupa.

Cara utama untuk mendiagnosis hipotiroidisme adalah dengan tes darah yang disebut dengan tyroid stimulating hormone (TSH). Melalui tes ini akan diketahui tingkat hormon tiroid bahkan mendiagnosa jika mengalami penyakit Hashimoto. Penyakit Hashimoto adalah kondisi autoimun yang diturunkan melalui keluarga di mana terjadi tiroiditis limfositik kronis.

Hipotiroidisme hanya bisa diatasi dengan minum obat atas resep yang diberikan dokter setelah didiagnosa. Kemudian dilakukan manajemen yang cermat dengan menjalankan diet dan olahraga dengan ukuran yang tepat. Jika tidak diobati, hipotiroidisme bisa memicu kondisi medis yang serius.