Tips Naik Gunung Saat Haid, Bebas Bergerak Tanpa Takut Bocor
Ilustrasi pendaki wanita (Foto: Pixabay/Helix_Games)

Bagikan:

JAKARTA - Sebagian wanita mungkin akan mengurungkan niatnya untuk naik gunung ketika jadwal mendaki tiba bersamaan dengan datangnya jadwal menstruasi. Bagaimana tidak, kondisi haid umumnya diikuti dengan kejang perut, sakit di area pinggul, kram, mudah lelah, sakit kepala, hingga anemia. Kondisi tersebut dapat menyulitkan pendaki wanita ketika berkegiatan di alam bebas.

Nah, bagi Anda yang memiliki jadwal mendaki gunung tapi bertepatan dengan datang bulan, Anda tidak perlu khawatir. Sebab, kami telah merangkum sejumlah informasi ihwal tips naik gunung saat haid. Yuk, baca terus artikel berikut ini sampai selesai!

Tips Naik Gunung saat Haid

  1. Perhatikan keluhan yang muncul saat datang bulan

Telah disinggung di atas bahwa wanita yang sedang haid berpotensi mengalami sakit kepala, nyeri perut, kram, anemia, mudah lelah dan lain sebagainya.

Kendati demikian, tidak semua gejala tersebut dirasakan oleh wanita. Terkadang, hanya beberapa gejala saja yang muncul ketika datang bulan tiba.

Nah, bila Anda ingin naik gunung saat haid, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengenali gejala atau keluhan yang sering muncul saat datang bulan.

Dengan begitu, Anda bisa melakukan persiapan lebih lanjut jika gejalanya muncul ketika sedang mendaki gunung.

  1. Bawa obat pereda nyeri dan suplemen penambah darah

Obat pereda nyeri bisa digunakan untuk mengatasi gejala haid yang mungkin muncul saat melakukan pendakian. Beberapa gejala haid yang bisa diatasi dengan obat anti nyeri yakni sakit kepala, dismenore, serta kram pada kaki.

Sementara suplemen penambah darah digunakan untuk mengatasi rasa lelah dan kurang berenergi akibat kehilangan banyak zat besi yang keluar bersamaan dengan darah.

  1. Bawa pembalut yang cukup

Para pendaki wanita sebaiknya membawa pembalut yang banyak ketika naik gunung dalam keadaan haid. Hal ini karena aktivitas mendaki membutuhkan pergerakan ekstra, yang berbanding lurus dengan derasnya darah haid yang keluar. Kondisi tersebut dapat ditanggulangi dengan pembalut yang tebal, berukuran panjang, dan berdaya serap tinggi.

  1. Jangan sungkan untuk menyampaikan kondisi Anda kepada kelompok

Bila Anda mendaki gunung secara berkelompok, maka pastikan Anda sudah menyampaikan kondisi dan gejala haid kepada teman kelompok yang lain. Hal ini dilakukan agar rekan Anda dapat memahami sejumlah ketidaknyamanan yang Anda rasakan ketika sedang melakukan pendakian.

  1. Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik

Pendaki wanita yang sedang haid perlu memastikan tubuhnya terhidrasi dengan baik agar terhindar dari pusing akibat kehilangan cairan selama aktivitas pendakian.

Selain itu, minum air putih dalam jumlah yang cukup juga dapat membantu mengatasi kram pada perut dan melancarkan aliran darah.

  1. Perlakukan pembalut bekas dengan benar

Ketika mendaki gunung, jangan pernah membuang pembalut atau sampah apapun di sembarang tempat. Sebagai gantinya, Anda bisa membungkus pembalut ke dalam plastik berlapis, lalu simpan di dalam tas hingga Anda menemukan tempat sampah.

Untuk mengindari bau amis yang mungkin muncul dari pembalut, Anda bisa menambahkan bubuk kopi di kantung atau tempat sampah khusus pembalut.  

  1. Jangan memaksakan diri

Bila gejala haid yang muncul sangat mengganggu aktivitas pendakian, sebaiknya Anda mengambil waktu untuk beristirahat sejenak. Bila gejalanya sudah mereda, Anda bisa kembali melanjutkan perjalanan.

Akan tetapi, bila gejalanya semakin parah, menghentikan pendakian merupakan pilihan yang bijak.

Demikian informsi tentang tips naik gunung saat haid. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.