SURABAYA - Isu adanya sabotase gelaran Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung mencuat. Sayangnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas belum mau mengomentari isu sabotase Muktamar NU yang disebut dilakukan oleh oknum anak buahnya.
Menag Tak Bicara Sabotase Muktamar NU
Ketika ditanya terkait masalah tersebut, Menag Yaqut justru menjawab ketus dan suaranya meninggi kepada wartawan sambil berjalan terburu-buru.
BACA JUGA:
"Kamu ini. Nggak, saya nggak bicara soal itu," ujar Menag Yaqut usai melakukan rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Selasa, 30 November.
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung sebelumnya meminta kepada penegak hukum, termasuk KPK dan kepolisian untuk mendalami adanya dugaan upaya sabotase atau penggagalan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU).
Dugaan Adanya Sabotase Muktamar NU
Wakil Ketua PWNU Lampung, Muhammad Irfandi menjelaskan bahwa dugaan sabotase muncul seiring dengan adanya kabar aksi borong kamar hotel di Lampung yang bertepatan dengan tanggal penyelenggaraan Muktamar NU ke-34 pada 23-25 Desember 2021.
Pengusutan yang dilakukan aparat dinilai penting agar persoalan bisa lebih jelas dan menjaga nama baik PWNU Lampung selaku tuan rumah muktamar.
"Saya minta agar Polisi dan KPK usut ini jangan sampai kita Lampung sebagai tuan rumah dipermalukan. Ini kegiatan besar hajat orang banyak," ujar Irfandi kepada wartawan, Selasa, 9 November.
Irfandi mengungkapkan, berdasarkan penelusuran yang dilakukannya, terdapat sejumlah hotel yang terkonfirmasi dipesan oleh pihak yang mengatasnamakan Kementerian Agama (Kemenag). Beberapa di antaranya, 80 kamar di Hotel Novotel, 80 kamar di Hotel Emersia, 80 kamar di Springhill, 120 kamar di Yuna, 70 kamar di Hotel Amalia, 50 kamar di Swissbel-hotel, dan 80 kamar di Sheraton.
Sabotase Muktamar NU Diduga Dilakukan oleh Oknum Kemenag
PWNU Lampung, katanya, masih menunggu klarifikasi dan iktikad baik dari pihak Kementerian Agama terkait dugaan aksi borong kamar hotel di Lampung. Bahkan, Irfandi menyarankan pihak Kemenag menginvestigasi adanya oknum yang mengatasnamakan kementerian tersebut.
"Ini perlu adanya klarifikasi, sehingga kita tidak saling sengkarut dan saling tuduh. Saya juga tidak menuduh indikasinya tetap ada kalau memang tidak ada niatan untuk menyelesaikan bahwa ada indikasi sabotase, ada acara apa Kemenag sampai menyewa hotel hampir 100 kamar? dan itu menjadi pertanyaan orang, berikut saya juga," kata Irfandi.
Sabotase Dikhawatirkan Berdampak Buruk Pada PCNU Lampung
Irfandi khawatir kejadian seperti ini akan membuat kesan dan citra yang tidak baik bagi PCNU Lampung sebagai tuan rumah penyelenggara Muktamar ke-34 NU pada 23-25 Desember 2021 nanti. Menurutnya, ditunjuknya Lampung sebagai tuan rumah karena kemampuan untuk mengakomodir para tamu-tamu.
"Karena ini akan menjadi pertaruhan citra baik PCNU Lampung sebagai tuan rumah. Bagaimana nanti kita mau mencari hotel, bagaimana dengan kiai-kiai kita yang sepuh mau tinggal di hotel (dekat dengan lokasi acara). Ini dapat mempermalukan kita, panitia belum terbentuk sudah seperti ini," tegasnya.