Kebiasaan Pemicu Anxiety yang Harus Dihindari demi Kesehatan Mental

SURABAYA - Ada banyak gangguan kesehatan mental yang justru disebabkan karena kebiasaan sehari-hari. Salah satu yang kerap ditemui adalah anxiety atau kecemasan. Ada beberapa kebiasaan pemicu anxiety yang lebih baik dihindari demi kesehatan Anda.

Kebiasaan Pemicu Anxiety

Patut diketahui, anxiety adalah kondisi kesehatan mental yang membuat seseorang merasa khawatir, takut, serba salah, dan mudah tegang. Gangguan ini punya tingkat kondisi tertentu dari ringan hingga yang berat, kondisi paling ekstrim dapat menyebabkan satu kepala berlebihan dan nyeri di dada.

Gangguan kecemasan ini biasanya terjadi pada seseorang yang sering merasa stres atau sering ditimpa dengan kejadian-kejadian tertentu yang membuat Anda merasa tertekan. Gangguan ini juga akan diperparah dengan kebiasaan buruk sehari-hari seperti berikut ini.

Perfeksionis

Menjadi perfeksionis sebenarnya memiliki nilai pro dan kontra. Di satu sisi, nilai positifnya orang-orang menilai Anda sebagai orang yang pekerja keras, punya standar tinggi dan bertekad kuat untuk meraih apa yang Anda inginkan. Selain itu, Anda juga dinilai Anda tanggap karena sudah menyiapkan 1001 cara untuk menghadapi masalah.

Tetapi nilai negatifnya terdapat pada bagaimana anda tidak bisa menangani emosi negatif yang menyerang ketika ada sesuatu yang tidak bisa Anda capai. Terlebih Anda akan memiliki standar yang tinggi (bahkan terkesan mustahil) untuk dicapai.

Selalu Meminta Maaf

Jangan meminta maaf jika bukan kesalahan Anda. semakin sering anda meminta maaf pada hal yang tidak seharusnya, anda akan dinilai kurang percaya diri. Serta, sering meminta maaf akan membuat ‘permintaan maaf’ Anda tidak berarti karena terkesan tidak pada tempatnya ‘permintaan maaf’ tersebut.

Menganggap Semua Orang Melakukan Penilaian

Perlu Anda ketahui bahwa semua orang pasti memiliki sikap judgmental dalam dirinya. Secara tidak sadar sikap tersebut bisa muncul ketika terdapat sesuatu yang berjalan namun di luar standar Anda. Harus Anda tanamkan dalam pikiran bahwa setiap orang memiliki standar yang berbeda, sehingga sikap judgemental yang muncul dalam pikiran mereka adalah urusan mereka.

Jika mereka menilai Anda, filterlah mana yang harus Anda dengar. Setiap penilaian yang membangun perlu Anda dengar, namun pada penilaian yang menjatuhkan tidak perlu Anda dengarkan.