Sungai Tambak Wedi di Kota Surabaya Tercemar Limbah Rumah Tangga
Nelayan beraktivitas di muara Sungai Tambak Wedi yang permukaannya penuh busa putih di Surabaya (ANTARA FOTO/Didik Suhartono/foc)

Bagikan:

Dalam beberapa hari terakhir muncul busa di Sungai Tambak Wedi di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur. Menurut pejabat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat, busa tersebut merupakan cemaran limbah rumah tangga.

Kepala Seksi Pemantauan dan Pengendalian Kualitas Lingkungan Hidup DLH Kota Surabaya Ulfiani Ekasari di Surabaya, dikutip dari Antara, Selasa 23 Maret, mengatakan bahwa sekitar 80 persen polutan yang cemari Tambak Wedi asalnya dari rumah tangga.

"Hal itu yang kemudian menyebabkan muara sungai berbusa karena kandungan surfaktan menurunkan tegangan pada permukaan air," jelasnya.

"Nah, surfaktan ini akan menurunkan tegangan permukaan ketika ada pengadukan atau misal dari pompa yang jalan dan sebagainya. Jadi karena ada polutan yang masuk terutama dari organik detergen, sehingga kalau ada pengadukan itu timbul busa," tambahnya lagi.

Sungai Tambak Wedi tercemar air bekas mandi hingga air kakus

Ia menilai, DLH melakukan pemantauan serta memeriksa busa yang ada di muara sungai tersebut dan menyimpulkan bahwa pencemaran berasal dari rumah tangga.

"Sungai Tambak Wedi rutin kita ambil sampling. Kemarin kita sudah susuri bersama pihak kepolisian juga. Pengendalian memang harus dilakukan dari sumbernya, rumah tangga," tuturnya.

Untuk mencegah pencemaran sungai, kata Ulfani, Pemerintah Kota Surabaya telah mendorong masyarakat agar membangun instalasi pengolahan air limbah (IPAL) komunal.

"Total IPAL komunal di Surabaya ada sekitar 200-an. Tujuannya untuk mengendalikan polutan yang ada di rumah tangga, dari greywater (air bekas mandi, cuci, kakus)," jelasnya lagi.

Selain itu, lanjutnya, DLH berusaha memastikan perusahaan-perusahaan yang ada di dekat aliran sungai sudah memiliki IPAL saat mengajukan izin operasi.

"Kami juga melakukan pengawasan yang ketat," katanya.

Pemerintah kota juga membantu pembangunan IPAL di puskesmas serta sentra usaha. Hal itu dilakukan untuk mengendalikan polutan yang masuk ke sungai. Namun demikian, Ulfiani menekankan, usaha paling efektif untuk mencegah pencemaran di sungai tersebut yakni mengelola limbah rumah tangga.

Ia juga mengemukakan pentingnya sinergi antar-pemerintah daerah dalam mengatasi masalah pencemaran sungai.

"Kalau terkait dengan sungai kita tidak bisa kerja sendiri, karena harus menyeluruh, dengan kabupaten atau kota lain," ujarnya.

Selain informasi terkait pencemaran di Sungai Tambak Wedi, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.