Surabaya - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengadakan pertemuan secara virtual dengan Australian Maritime Safety Authority (AMSA) untuk meningkatkan kerjasama regional khususnya di bidang maritim. Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ahmad mengatakan pertemuan untuk membahas agenda Marine Environment Coordination and Planning Meeting (MECPM) yang secara khusus membahas tentang pencegahan dan penanganan pencemaran lingkungan maritim.
“Pertemuan ini adalah Rapat Koordinasi dan Perencanaan Lingkungan Laut Indonesia-Australia,” kata Ahmad dalam pernyataan pers di Jakarta, Jumat.
BACA JUGA:
Ahmad menjelaskan, pertemuan ini juga sebagai tindak lanjut dari "Memorandum of Understanding on Transboundary Marine Pollution Preparedness and Response" yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Australia di Bali pada Oktober 2018 silam.
“Australia dan Indonesia memiliki kerjasama yang cukup banyak memperhatikan kesiapsiagaan dan penanganan pencemaran laut lintas batas,” ujarnya.
Agenda rutin Indonesia dengan Australia tiap tahun
Pertemuan ini juga merupakan agenda rutin setiap tahun untuk membahas dan bertukar informasi serta pengalaman terkait kemampuan, kesiapsiagaan, tanggung jawab, dan prosedur tanggap darurat terhadap kejadian pencemaran terutama tumpahan minyak di laut.
Ahmad menyatakan Indonesia telah setuju dengan inisiatif dan upaya kolaborasi, serta persiapan terkoordinasi dan menetapkan protokol komunikasi dan langkah-langkah lain untuk memfasilitasi kerjasama penanggulangan pencemaran bersama jika terjadi ancaman atau insiden pencemaran laut lintas batas.
“Indonesia sangat mendukung pembangunan dalam hal ini dan kami berharap kerjasama ini dapat terus berlanjut. Sebagai negara tetangga, Indonesia menantikan lebih banyak latihan antara Indonesia dan Australia. Saya percaya bahwa kami selalu menjaga semangat mempromosikan keselamatan navigasi dan melindungi lingkungan laut dari tumpahan minyak,” katanya.
"Indonesia juga menyampaikan pelaksanaan kegiatan National Marine Oil Pollution Excercise (Marpolex) yang telah dilaksanakan di Bandar Lampung pada bulan November 2020 yang lalu sebagai wujud komitmen Indonesia dalam penanggulangan tumpahan minyak di laut baik di perairan maupun di pelabuhan, yang dalam latihan tersebut tidak dapat dihadiri oleh Australia dan beberapa negara sahabat seperti yang sebelumnya mengingat protokol kesehatan maupun protokol perhelatan internasional masih belum memungkinkan" ungkap Een.
Hasil pertemuan kedua negara menegaskan kembali komitmen kerjasama Indonesia dan Australia dalam perencanaan tanggap darurat nasional maupun lintas negara, kebijakan dan prosedur penanggulangan pencemaran di laut di kedua negara, serta pelaksanaan kebijakan dimaksud di masing-masing negara.
Selain upaya Kemenhub dalam penanganan pencemaran laut dengan Australia, ikuti berita dalam dan luar negeri lainnya hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan!