SURABAYA – Keseimbangan antara bekerja dan istirahat harus dijaga. Kalau tidak akan memengaruhi kwalitas hidup dan kehidupan. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) ini punya tips untuk menghindari stres yang kerap menimpa karena tuntutan pekerjaan yang tinggi.
Yang paling penting menurut dokter umum yang pernah meraih penghargaan Lencana Keteladanan Bhakti Husada sebagai Dokter Puskesmas Teladan ini, adalah ketenangan.
BACA JUGA:
“Saat melakoni pekerjaan yang load-nya tinggi dibutuhkan ketenangan. Selain itu sebagai orang yang beriman ia menyarankan untuk memanjatkan doa kepada yang Maha Kuasa. Doa khusu’ dan berserah diri pada Yang Kuasa bisa membuat diri menjadi tenang,” katanya.
Dokter Hasto Wardoyo Menilai Superior Berlebihan dapat Membuat Tertekan
Hal lain yang perlu diperhatikan menurut pria kelahiran Kulonprogo, 30 Juli 1964 ini adalah mengurangi perasaan superior. Terutama bagi mereka yang berperan sebagai tulang punggung keluarga. Bisa ayah, ibu atau seseorang yang menjadi orang tua tunggal.
“Ada lho perasaan superior yang berlebihan. Misalnya dia amat terbebani kalau nanti sudah enggak bisa bekerja lagi. Dia amat tertekan kalau dia sudah tak ada lagi di dunia ini. Padahal belum tentu yang ditinggalkannya itu akan menderita seperti kekhawatirannya. Bisa jadi jadi mereka bisa lebih bahagia setelah kita tiada,” katanya mencontohkan.
Lalu bagaimana dengan di di masa pandemi sekarang ini? Untuk masa sulit seperti pandemi COVID-19 ditambah dengan pemberlakuan PPKM Darurat dan beberapa daerah ada PPKM Mikro menurut Hasto, protokol kesehatan mutlak harus dilakukan.
Kalau tak ada pekerjaan mendesak memang lebih baik berdiam di rumah saja. Kuncinya mengurangi mobilitas warga yang berpotensi menyebarkan virus dari satu orang ke orang yang lainnya.
Sedangkan untuk asupan makanan, dia melanjutkan juga tidak kalah pentingnya untuk meningkatkan imunitas tubuh. Ia mengajurkan banyak mengonsumsi vitamin C yang bersumber dari buah-buahan lokal yang harganya terjangkau.
“Saat pandemi seperti sekarang imunitas itu amat penting. Karena bisa membantu tubuh dalam menghalau virus yang masuk,” lanjutnya.
“Di masa pandemi kesehatan itu nomor, bisa dicapai dengan berolahraga dan mengonsumsi vitamin vitamin C dan vitamin lainnya yang dibutuhkan tubuh. Itu akan mencegah berbagai macam penyakit, kalau orang yang sudah umur 45 keatas juga mencegah penuaan. Enggak usah yang mahal-mahal, jus buah lokal seperti jus tomat yang murah dan mengandung antioksidan. Ya memang yang besar dari anggur, tapi harganyanya kan lebih mahal,” lanjutnya.
Dokter Hasto Wardoyo Sarankan Kurangi Makanan Berpengawet
Masih dalam urusan makanan, menurut Hasto, upayakan mengurangi makanan yang diawetkan atau makanan yang menggunakan bahan pengawet dalam pengolahannya. “Mulai sekarang kurangi makanan yang banyak pengawetnya kalau diri kita mau awet. Saya ngomong begini harapan saya biar orang-orang yang ada di desa, keluarga-keluarga yang menengah ke bawah ini tidak merasa berat hidup menjalani hidup ini. Soalnya apa yang kita butuhkan itu sebenarnya bisa didapat dengan harga yang terjangkau,” tukas alumni Fakultas Kedokteran UGM dan alumni Spesialis Obsetri dan Ginekologi FK UGM ini serta Doktor di Bidang Teknologi dan Pemberdayaan Masyarakat Vokasional dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini.
Pesan dari Dokter Hasto tak perlu muluk-muluk ingin mengubah dunia kalau hal itu sulit direalisasikan. “Kita engga perlu ngoyo ingin mengubah dunia, karena hal itu amat sulit dilakukan. Yang perlu difokuskan adalah mengubah diri sendiri dulu. Karena setelah kita bisa mengubah diri kita, efeknya akan berpengaruh pada keluarga, lingkungan bahkan bangsa dan tak menutup kemungkinan negara dan dunia ini,” paparnya.
Di masa pandemi, lanjut ini Hasto marilah kita hidup dengan lebih santai. Tidak merasa dikejar-kejar pekerjaan terus. Lalu tidak menuntut yang bukan hak kita.
“Misalnya soal bantuan sosial, tak perlu iri kalau kita memang tidak dapat bantuan dari pemerintah. Karena sudah ada aturan dan ketentuannya siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan,” kata Hasto yang amat memerhatikan interaksi dengan keluarga meski dia terpisah jarak dengan anggota keluarganya.
Satu pencapaian yang amat membahagiakan Hasto. Yaitu ketika menggas ide senam Angguk. Ini adalah tari tradisi yang sudah kuat mengakar di Kuloprogo. Saat dia menjadi Bupati, tercetuslah ide untuk membuat senam Angguk.
“Saya undang professor-profesor ahli senam dan ahli tari. Saya temukan mereka dan hasilnya adalah senam Angguk. Saya senang sekali bisa membantu melahirkan baru yang bersumber dari tradisi luhur masyarakat,” pungkas Hasto Wardoyo.
Artikel ini telah tayang dengan judul Eksklusif, Hasto Wardoyo: Perlunya Menjaga 1.000 Hari Pertama untuk Mencegah Stunting.
Selain terkait Dokter Hasto Wardoyo, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.