5 Tips Membangun Suasana Rumah Lebih Positif untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak

SURABAYA – Dalam rangka menyambut Hari Anak Nasional, kemarin, Kamis, 22 Juli, Tokopedia bersama psikolog anak, Fathya Artha Utami dan Ria Tampler, pemilik Utama Spice, membagi tips untuk membangun suasana rumah yang positif dan nyaman. Tujuannya untuk menjaga kesehatan mental anak yang di-support oleh orang tua bahagia.

Menjaga Suasana Rumah agar Kesehatan Mental Anak Terjaga

Berikut tips-tips yang dapat jadi referensi Anda dalam membangun suasana rumah nyaman dan menyehatkan mental.

1. Jaga keseimbangan antara keluarga dan pekerjaan

Membagi waktu sangat berperan dalam menjaga keseimbangan. Kapan saatnya produktif kerja dan tahu saatnya fokus pada keluarga. Cara ini kerap kali luput, sebab dilakukan dalam satu atap. Namun prosesnya perlu dimulai dengan membuat rutinitas tetap.

“Pandemi mendorong lebih banyak orang tua bekerja dari rumah sehingga menjaga produktivitas sambil mengasuh anak bisa menjadi tantangan tersendiri,” terang Fathya.

2. Komunikasikan segala bentuk emosi

Emosi tidak hanya senang, bahagia, dan gembira. Marah, kesal, lelah, dan kecewa pun juga termasuk dalam bentuk emosi. Kedua bentuk tersebut, baik yang positif maupun negatif perlu diregulasi dalam mengekspresikannya.

Bagi orang tua yang notabene tahu caranya meregulasi emosi, maka cenderung lebih mengerti mengontrol emosi. Tetapi bagi anak, perlu dibiasakan dari awal. Mungkin anak-anak mengekspresikan emosi dengan sikap destruktif, misalnya membuat mainan berantakan dan membanting barang.

Pada kondisi seperti ini, orang tua perlu memberikan contoh yang baik. Orang tua juga perlu menavigasi emosi anak yang tidak diungkapkan secara verbal. Caranya, dengan komunikasi.

Anda dan pasangan bisa menanyakan pada anak, misalnya dengan ‘Iya, mama tahu kamu merasakan hal yang tidak menyenangkan. Coba cerita ke mama, kenapa? Kamu merasakan apa, nak? Marah sama siapa? Kesal pada apa?’.

Saran Fathya, komunikasikan emosi dengan anak secara jujur. Tujuannya agar kita sebagai orang tua jadi tahu apa yang dibutuhkan anak.

3. Ketahui ciri-ciri anak yang sedang stres

Menurut Fathya, stres yang dialami banyak anak selama pandemi disebabkan tekanan yang terjadi di rumah. Ini perlu dikenali dan diketahui penyebabnya serta ciri-cirinya. Misalnya, ekspresi wajahnya tampak lebih murung, tidak bersemangat saat bermain, atau bahkan menangis.

“Perubahan perilaku dan emosional serta adanya keluhan fisik pada anak adalah beberapa ciri stres yang bisa dialami anak-anak,” jelas Fathya.

4. Mendampingi anak mengelola emosi

“Sama halnya dengan orang tua, selama pandemi, anak pun bisa merasakan sedih, takut, tidak aman, dan frustasi. Bedanya, orang tua lebih mampu untuk mengelola dan mengekspresikan emosi,” papar Fathya.

Saran bagi orang tua, mendampingi anak dalam mengelola emosi ada beberapa langkah. Fathya merekomendasikan 5 langkah sebagai berikut:

• Hadapi dengan tenang
• Anggap semua perasaan anak itu penting
• Dengarkan tanpa distraksi
• Ingat untuk bantu menamai emosi anak
• Rembukan opsi, batasan, serta solusi masalah

Kelima langkah tersebut merupakan akronim dari HADIR, ini cukup membantu orang tua untuk mendampingi anak agar kesehatan mentalnya tetap terjaga selama di rumah, termasuk dalam situasi pandemi.  

5. Melakukan aktivitas relaksasi

Terakhir, cara menjaga kenyamanan di rumah adalah dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan bersama keluarga, misalnya olahraga bersama, meditasi, dan memakai masker wajah bersama-sama. Berkaitan dengan kegiatan menyenangkan, Ria Rapler memberikan saran untuk relaksasi dengan aroma.

“Kandungan chamomile dan minyak kenanga bisa memberi rasa tenang. Sedangkan aroma mint dan kayu putih dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh dan penyembuhan. Aroma lavender, lemon, dan jeruk juga aman untuk anak-anak,” jelas Ria tentang aromatik.

Aktivitas apa saja yang biasa Anda dan keluarga lakukan di rumah untuk membangun rasa aman, nyaman, dan bersifat positif terhadap kesehatan mental?