Vaksin Merah Putih Buatan Unair Jalani Uji Klinis Tahap 1 Pada Desember
ILUSTRASI VAKSIN MERAH PUTIH (PIXABAY)

Bagikan:

SURABAYA - Cikal Vaksin Merah Putih akan menjalani uji klinis tahap 1 terhadap manusia pada awal Desember. Vaksin tersebut dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair).

"Harapan kami awal Desember 2021 mulai uji klinik fase 1 dan juga bersamaan dengan fase 2 kemungkinan sampai Maret 2022," ujar Ketua tim peneliti vaksin Merah Putih Unair Fedik Abdul Rantam dikutip Antara, Rabu, 10 November.

Vaksin Merah Putih Sudah Lewat Uji Praklinik

Vaksin Merah Putih diharapkan mendapat izin penggunaan darurat (emergency use authorization) atau EUA dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Juli 2022.

Unair sendiri mengembangkan vaksin Merah Putih untuk COVID-19 dengan menggunakan platform inactivated virus atau berbasis virus yang dilemahkan atau dimatikan.

Fedik menuturkan bibit vaksin Merah Putih tersebut sudah melewati uji praklinik fase 1 dan 2, dan tidak melalui uji praklinik fase 3.

"Uji praklinik fase 2 sudah selesai, selanjutnya kami menyiapkan bibit vaksin untuk pilot scale," ujarnya.

Uji Praklinik Gunakan Monyet

Uji praklinik fase pertama menggunakan hewan mencit dan fase kedua menggunakan hewan makaka atau monyet.

Saat ini sedang dilakukan penyiapan bibit vaksin untuk siap disuntikkan ke manusia untuk memulai uji klinik fase 1.

Unair telah menyerahkan bibit vaksin kepada PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia untuk disiapkan bagi pelaksanaan uji klinik vaksin tersebut.

Untuk sementara, uji klinik dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soetomo, Surabaya, Jawa Timur.

Setelah berhasil melalui uji klinik fase 1, 2, dan 3, BPOM akan mengevaluasi hasilnya dan menentukan apakah vaksin tersebut mendapatkan izin penggunaan darurat atau tidak.

Vaksi Merah Putih Bakal Diproduksi Masal

Jika sudah mendapatkan EUA dari BPOM, maka vaksin tersebut dapat diproduksi massal dan diberikan kepada masyarakat.

Produksi massal vaksin itu akan dilakukan oleh PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan hasil uji praklinik bibit vaksin tersebut menunjukkan efisiensi tinggi, dan PT Biotis selanjutnya akan melakukan uji klinik untuk memeriksa keamanan dan manfaat vaksin.

Ia menuturkan uji klinik tahap 1 bertujuan untuk menguji keamanan vaksin dan akan dilakukan terhadap 100 orang. Uji klinik tahap 2 untuk melihat imunogenitas vaksin akan dilakukan kepada 400 orang Sedangkan uji klinik tahap 3 untuk menguji efikasi vaksin akan melibatkan sekitar 3.000 orang.