Kosmepack Bakal Bangun Pabrik Kosmetik di Surabaya, Investasi Capai Puluhan Miliaran Rupiah
Foto: Dok. Kosmepack

Bagikan:

SURABAYA - PT Kosmetika Global Printing & Packaging (Kosmepack) bakal meramaikan industri industri perawatan tubuh/skincare di Tanah Air. Bahkan, Gilang Widya Pramana selaku pemilik induk perusahaan menyebut membaiknya perekonomian Tanah Air membuat Kosmepack terus berkembang dengan membuka pabrik baru di SIER-Surabaya.

"Tujuan kami adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi, agar terus dapat memberikan yang terbaik kepada seluruh mitra bisnis dan para stakeholder Kosmepack. Kami percaya Surabaya adalah kota yang ramah terhadap investor untuk menggerakkan ekonomi Tanah Air,” ujar Gilang dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 25 November.

BACA JUGA:


Kosmepack Diharapkan Mampu Serap Ratusan Pekerja

Gilang yang juga merangkap menjadi Presiden klub sepak bola Arema FC ini mengatakan bahwa pabrik Kosmepack di  akan beroperasi medio 2022 dengan kapasitas jauh lebih besar. Ke depannya diharapkan mampu menjadi industri padat karya dengan menyerap ratusan pekerja.

Dengan pindahnya di lokasi yang baru, Kosmepack berkomitmen untuk terus menjadi yang terbaik dan terdepan dalam pelayanan industri percetakan dan pengemasan produk. Gilang juga menyebut investasinya di unit usaha Kosmepack adalah cermin membaiknya ekonomi tanah air.

Hal ini ditandaidengan permintaan industri percetakan maupun pengemasan terus meningkat yang meningkat lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Investasi Kosmepack di Surabaya Capai Puluhan Miliar

Meski tak menyebut angka pastinya, Gilang memastikan bisnis percetakan dan pengemasan Kosmepack di Surabaya bakal menyentuh investasi puluhan miliar. Rencananya, pabrik Kosmepack terbaru di Surabaya mengusung konsep pabrik yang ramah lingkungan, berteknologi tinggi serta ramah terhadap pelaku bisnis dan seluruh mitra.

"Kami siap membuat membuat inovasi teknologi printing dan percetakan dengan adanya Kosmepack dan kami bisa maju bersama membangkitkan kembali ekonomi seperti kebijakan pemerintah," pungkas Gilang.

Terkait