Dampak Letusan Semeru: 200 Hektare Pertanian Gagal Panen, Kopi hingga Padi Terancam Mati
Warga menyelamatkan hewan ternak dari letusan Semeru (FOTO VIA ANTARA)

Bagikan:

LUMAJANG - Letusan Semeru tak hanya menyebabkan korban jiwa, namun juga menyebabkan sejumlah lahan pertanian di Lumajang rusak.

Letusan Semeru Berdampak Pada Pertanian

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Agus Setiawan mengatakan, ada sekitar 200 hektare lahan pertanian yang dipastikan gagal panen. Lahan tersebut berada di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro Kabupaten Lumajang.

"Ini masih catatan awal di dua kecamatan, di sana ada tanaman kebun, tanaman lereng gunung dan aliran sungai. Semuanya terdampak," kata Agus dikutip Antara, Senin, 6 Desember.

Agus juga mengatakan, sedangkan untuk komoditas di antaranya Padi, Palawija serta Sengon. Ada pula lahan yang belum bisa terdata seperti komoditas kopi, karena petani belum bisa naik dan memastikan keselamatan tanaman mereka yang bisa jadi mati atau masih bisa diselamatkan.

"Kalau kopi ada di lereng, tetapi karena belum bisa naik ke atas, teman-teman petani di Desa Oro-Oro Ombo belum bisa memberikan kabar ke kami apakah tanam masih utuh atau tidak," katanya.

Dampak Letusan Semeru di Sektor Peternakan

Di sektor peternakan, Agus yang juga menjabat Ketua MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Lumajang itu menjelaskan bahwa banyak hewan ternak mati dan tak bisa selamat.

"Tetapi memang saat evakuasi, ternak tersebut banyak yang tidak sempat dibawa karena letusan dan lahar Gunung Semeru datang secara mendadak," katanya.

Ia menyebut, ternak yang mati karena lahar dari letusan Gunung Semeru itu berada di Desa Sumber Urip, Sumber Mujur, Oro-Oro Ombo dan Supit Urang

"Memang sempat ada yang berhasil dievakuasi, tapi lebih banyak yang tidak bisa dievakuasi karena kejadian mendadak. Seperti tadi subuh, sekitar setengah pukul 04.00 WIB aliran lahar kembali membesar sehingga tanpa bisa mengevakuasi ternak," katanya.