Pasien COVID-19 di Surabaya Sebagian Besar Bergejala Ringan, Eri Cahyadi Minta Pasien Ringan Tak Dirawat di Rumah Sakit
Ilustrasi tempat isolasi pasien COVID-19 di Surabaya (PIXABAY).jpg

Bagikan:

SURABAYA - Sebagian besar pasien COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur ternyata bergejala ringan. Hal ini sebagaimana diungkap oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Eri Cahyadi menjelaskan, pasien yang dirawat di rumah sakit sekitar 400 pasien, sedangkan 350 pasien di antaranya memiliki gejala ringan.

"Kami berkeliling rumah sakit dan sudah berkoordinasi dengan para dokter bila bergejala ringan jangan dirawat di rumah sakit," ujar Eri di Surabaya, Rabu 9 Februari.

Pasien COVID-19 di Surabaya Bisa Isoman di Hotel

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu memberi pilihan pada masyarakat yang bergejala ringan namun tak mau dirawat di tempat isoter bisa memilih isoman di hotel dengan biaya sendiri.

"Tapi orang-orang yang menengah ke atas dan takut berada di isoter (isolasi terpusat), bisa memanfaatkan hotel dengan biaya mandiri. Nanti juga akan dipantau oleh rumah sakit, sehingga level ini tidak naik," ujarnya.

Selain itu, mengenai Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur rumah sakit di Kota Surabaya saat pemberlakuan PPKM Level 2, Wali Kota Eri mengaku bahwa saat ini BOR di Kota Pahlawan belum mencapai 20 persen.

Status PPKM Didasarkan Pada BOR 

Sebab, tingkat BOR pada penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 2 ini bukan berdasarkan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, melainkan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.

Kota Surabaya memasuki PPKM Level 2 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 09 Tahun 2022 tentang PPKM Level 3, Level 2, dan Level 1 COVID-19 di Wilayah Jawa dan Bali.

Wali Kota Eri menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terkait isoter bagi warga luar Kota Surabaya. Nantinya, kata dia, warga luar kota bisa memanfaatkan isoter milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang berlokasi di Badan Pengembangan Wilayah Surabaya-Madura (BPWS).

"Akan ada isoter di BPWS, jadi kalau ada KTP luar Surabaya akan dikirimkan ke sana," katanya.

Masyarakat Diminta Tak Panik

Oleh karena itu, Eri berharap masyarakat Kota Surabaya untuk tidak panik dalam menghadapi varian Omicron yang mulai masuk ke Kota Pahlawan. Sebab, kata dia, masyarakat telah mendapatkan vaksinasi dosis satu dan vaksinasi dosis dua.

"Karena kalau kita sudah vaksin dosis satu dan dua, Insya Allah tidak akan genting seperti varian Delta," katanya.