PLN Gunakan Sekam Padi untuk Bahan Bakar PLTU untuk Kurangi Emisi Karbon Pembakaran Batubara
Ilustrasi sekam padi (Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Demi mengurangi emisi karbon dari pembakaran batu bara, PT PLN (Persero) berencana menggunakan sekam padi untuk campuran bagan bakar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Sekam Padi untuk Bahan Bakar PLTU

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan PT Sang Hyang Seri (SHS) untuk mengembangkan sekam padi yang selama ini terbuang menjadi bahan baku biomassa untuk program co-firing PLTU.

"Kerja sama PLN dan SHS menjadi langkah bersama untuk menekan emisi karbon. Di satu sisi, kerja sama ini juga bisa meningkatkan efisiensi dua BUMN dalam mengelola limbah menjadi bahan bernilai," kata Darmawan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 3 Maret.

Sekam padi memang dimanfaatkan sebagai bahan baku yang bisa diolah menjadi biomassa. Hingga 2025, PLN membutuhkan kurang lebih 10,2 juta ton biomassa untuk menjadi substitusi 10 persen kebutuhan batu bara di pembangkit listrik.

Uji Coba Tengah Dilakukan

Direktur Utama Sang Hyang Seri Maryono menjelaskan bahwa kerja sama itu sejalan dengan transformasi bisnis yang dilakukan oleh perusahaannya. Apalagi, selama ini dalam mengelola sawah dengan hasil sebesar 55 juta ton per tahun ada tumpukan sekam sebesar 11 juta ton.

"Kami akan mengolah sekam menjadi bentuk pelet yang bisa digunakan PLN untuk program co-firing," kata Maryono.

Saat ini PLN dan SHS sudah melakukan uji coba penggunaan pelet dari sekam pada dua PLTU, yaitu PLTU Lontar dan PLTU Indramayu. Pelet yang berasal dari sekam padi mempunyai nilai kalori tinggi sebesar 3.700 kilokalori per kilogram, sehingga mampu menjadi substitusi batu bara.

"Pengembangan ini tidak hanya di Jawa saja, wilayah Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung padi Indonesia juga bisa menjadi proyek selanjutnya bersama PLN," ujar Muryono.