Pernikahan Sedarah di Ponorogo Kerap Terjadi, Menko PMK: Harus Jadi Perhatian Serius dari Pemkab
Muhadjir Effendy (Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Pernikahan sedarah di Ponorogo, Jawa Timur mendapat perhatian dari Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Menurutnya, tradisi tersebut harus dituntaskan sampai akar.

“Walaupun saat ini banyak warga yang sudah diurai dan meluas ke luar Ponorogo untuk menghindari pernikahan sedarah, tapi mereka masih punya keturunan dan bisa jadi juga masih akan mewarisi tradisi negatif 'stunting' dan menambah kemiskinan ekstrem,” jelas Muhadjir Effendy keterangannya, Senin 4 April malam.

Pernikahan Sedarah di Ponorogo Haru Dihentikan

Pernyataan itu disampaikan saat meninjau difabel (warga berkebutuhan khusus) dan kemiskinan ekstrem di Desa Krebet dan Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo.

Muhadjir menjelaskan bahwa kasus stunting di Kabupaten Ponorogo telah mengalami penurunan hingga 20 persen. Oleh karenanya pernikahan sedarah harus jadi perhatian pemerintah daerah demi menekan angka prevalensi stunting.

“Ini harus menjadi perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Ponorogo supaya betul dipastikan kalau bisa di sini sudah harus nol persen stunting, di wilayah yang dulu dikenal sebagai 'kampung difabel',” katanya.

Banyak Difabel

Salah satu daerah yakni di Desa Krebet dan Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo sebelumnya terdapat banyak keluarga yang melakukan pernikahan sedarah sehingga tidak jarang melahirkan keturunan yang difabel dan stunting.

“Banyak yang melahirkan difabel, terutama stunting akibat perkawinan inses sedarah karena di sini bertetangga saja kawinnya dan kebetulan pasangannya membawa gen yang tidak baik,” katanya.

Namun, katanya, saat ini, sudah ada kesadaran dari warga untuk menghindari hal tersebut dengan mencari jodoh di luar desa.

“Saya kira itu salah satu solusi tidak terjadi kawin inses untuk tidak terjadinya turunan gen yang negatif,” katanya.

Kemiskinan di Ponorogo Turun

Ia menjelaskan persentase angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Ponorogo saat ini sudah menurun hingga 3,74 persen.

Menurut data yang dihimpun Kemenko PMK, dari total 955 lebih ribu penduduk di Kabupaten Ponorogo, 90 ribu di antaranya merupakan penduduk miskin dan 86 ribu lainnya adalah penduduk miskin ekstrem.

"Miskin eksrem ini karena kondisi pendapatan warga yang sangat rendah dan tidak memiliki sumber penghasilan tetap, serta kondisi rumah yang belum layak huni. Apalagi jika di dalam satu keluarga ada yang lansia dan difabel," katanya.

Penurunan Angka Stunting 

Menko PMK berpesan kepada seluruh pemerintah daerah setempat untuk terus bekerja keras dalam menurunkan angka stunting dan kemiskinan ekstrem khususnya di Ponorogo.

“Kita masih butuh kerja keras bersama. saya rasa ini sudah cukup bagus karena ada pusat pelayanan kesejahteraan sosial di sini," demikian Muhadjir Effendy.

Artikel ini telah tayang dengan judul Menko PMK Minta Pernikahan Sedarah Harus Dihentikan.

Selain terkait pernikahan sedarah di Ponorogo, dapatkan informasi dan berita daerah Jawa Timur melalui VOI Jatim.