Seluncur Air Kenpark Surabaya Makan Korban, Gubernur Khofifah Sebut Manajemen Sudah Lakukan Kalibrasi Tahun Lalu
Gubernur Khofifah dan Walkot Surabaya Eri mengecek kondisi Kenpark Surabaya (Foto: ANTARA)

Bagikan:

SURABAYA - Tragedi ambrolnya seluncur air Kenpark Surabaya, Jawa Timur menuai perhatian. Akibat insiden tersebut, belasan pengunjung mengalami luka-luka. 

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kemudian menjenguk korban sekaligus mengecek kondisi Kenjeran Park (Kenpark) Surabaya, Minggu.

Insiden di Kenpark Surabaya

Gubernur Khofifah menyatakan bahwa pihak manajemen menjelaskan bahwa ada bagian seluncuran air di waterpark atau kolam renang yang patah. Namun demikian, kata dia, kolam renang tersebut sudah dilakukan kalibrasi 2 tahun sebelumnya.

"Tahun kemarin terkonfirmasi juga sudah dikalibrasi, sekarang sedang dikonfirmasi pada tim yang merekonstruksi waterpark di sini dari Whitewater Kanada," kata Gubernur Khofifah dikutip dari ANTARA, Minggu 8 Mei.

Untuk memastikan penyebab dari insiden tersebut, kata dia, pihaknya pun saat ini tengah menunggu hasil asesmen atau penyelidikan dari kepolisian. Di sisi lain, kata dia, manajemen Waterpark Kenpark juga menunggu hasil konfirmasi dari pihak yang melakukan konstruksi. "Jadi kami masih menunggu," ujarnya.

Pengiriman Tim Trauma Healing

Mantan Menteri Sosial (Mensos) RI itu pun turut merasakan kesedihan yang dialami para korban maupun orang tua. Selain itu, Gubernur Khofifah mengaku terus berkoordinasi dengan Wali Kota Eri Cahyadi mengenai perawatan maupun trauma healing kepada para korban.

"Pada dasarnya di tiap rumah sakit ada keberseiringan antara keduanya. Sedangkan yang sudah kembali ke rumah, Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) bilang akan dikirim tim trauma healing," ujar dia.

Biaya Pengobatan Ditanggung

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan seluruh biaya perawatan korban di rumah sakit sampai dengan sembuh total akan ditanggung oleh pihak manajemen. Selain biaya perawatan, manajemen juga memberikan santunan kepada keluarga korban.

"Ada belasan orang yang dirawat di rumah sakit. Sedangkan yang sudah pulang ke rumah ada sekitar lima orang, yakni empat dari RSUD Soewandhie dan satu orang dari RSUD Soetomo. Itu yang akan kami dampingi (trauma healing)," kata Eri.