Perkembangan Investigasi Hepatitis Akut Misterius di Indonesia
Menkes Budi Gunadi Sadikin (DOK ANTARA)

Bagikan:

SURABAYA - Pemerintah terus menyelidiki keberadaan penyakit hepatitis akut misterius yang terjadi di Indonesia.

Investigasi Hepatitis Akut Misterius

Terbaru, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa proses investigasi adanya penyakit tersebut menunjukkan perkembangan informasi yang cukup baik.

BACA JUGA:


"Perkembangannya kita monitor terus dan sudah ada banyak informasi tambahan. Secara umum perkembangannya cukup baik," ucap Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual dilansir Antara, Kamis, 12 Mei.

Menkes mengatakan, proses penyelidikan dilakukan antara Kemenkes RI dengan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Amerika, dan Inggris dalam upaya mencari penyebab hepatitis akut.

Menkes Budi menyebut kemungkinan hepatitis akut karena Adenovirus strain 41. Tapi dugaan itu masih harus didukung penelitian lebih lanjut.

Investigasi Masih Dilakukan

Kemenkes masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.

"Hepatitis memang isu yang lagi hot dan tidak semua informasi itu sampai ke masyarakat. Kita akan sampaikan dalam kesempatan yang lain," katanya

Sementara itu, Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan selama proses investigasi bergulir, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dengan selalu menerapkan protokol kesehatan.

"Selama masa investigasi, kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," katanya.

Tidak Berpeluang Jadi Pandemi

Nadia yang menjabat sebagai Sekretaris Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI itu melihat kasus hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Perkembangan kasus cukup lambat sebab sejauh ini baru enam negara yang melaporkan ada lebih dari enam pasien.

Secara terpisah, Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Hanifah Oswari mengatakan dugaan awal penyebab hepatitis akut antara lain Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV. Virus tersebut menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan pasien.

Untuk mencegah risiko infeksi, Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

“Jaga kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” katanya.

Terkait