Efek Negatif Mengunyah Makanan Terlalu Cepat untuk Kesehatan Tubuh
Ilustrasi mengunyah makanan terlalu cepat (iStockphoto)

Bagikan:

SURABAYA - Memiliki kebiasaan mengunyah makanan terlalu cepat ternyata akan berdampak buruk pada kesehatan tubuh. Pengaruh tersebut bisa dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Patut diketahui bahwa otak butuh proses dalam mengenali sinyal kenyang. Risiko yang mungkin akan dialami saat makan terburu-buru adalah rasa kenyang yang tak ditangkap oleh otak.

Mengunyah Makanan Terlalu Cepat

Dilansir Healthline, Kamis, 18 Mei, otak butuh waktu setidaknya kurang lebih 20 menit untuk menyadari bahwa Anda sudah kenyang. Nah, saat makan cepat, maka risiko-risiko kesehatan berikut ini yang akan dialami.

1. Pencernaan yang buruk

Pemakan cepat banyak dilaporkan mengalami pencernaan buruk. Ini merupakan akibat dari menyendok makanan terlalu banyak dan sedikit mengunyah. Mereka biasa mengalami sembelit atau sulit buang air besar.

2. Sindrom metabolik

Selain mengalami penambahan berat badan karena kalori hanya ditumpuk tanpa diproses menjadi energi, makan terlalu cepat juga memengaruhi sindrom metabolik. Sindrom ini dapat meningkatkan risiko diabetes dan penyakit jantung.

3. Obesitas

Kegemukan atau obesitas adalah sumber dari penyakit. Saat Anda makan cepat, jauh lebih berpotensi makan lebih banyak daripada yang dibutuhkan tubuh. Jika sering dilakukan, asupan kalori berlebih menyebabkan penambahan berat badan.

Sebuah studi menemukan, 60 persen anak-anak yang makan dengan cepat juga makan berlebihan. Orang yang makan dengan cepat juga tiga kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan. Sedangkan analisis terhadap 23 studi lainnya pada tahun 2015 yang dipublikasikan di National Library of Medicine, menemukan bahwa orang yang makan cepat dua kali lebih mungkin mengalami obesitas dibandingkan mengunyah makanan pelan-pelan.

4. Resistensi insulin

Peneliti dari Department of Public Health, Nagoya University Graduate School of Medicine, Aichi, Jepang mengaitkan makan terlalu cepat dengan risiko resistensi insulin lebih tinggi. Penelitian pada 2005 tersebut menemukan resistensi insulin yang ditandai dengan kadar gula darah dan insulin tinggi berpotensi dialami ketika makan cepat.

5. Diabetes tipe 2

Makan pelan-pelan, selain menikmati rasa hidangan juga meminimalisir risiko terkena diabetes tipe 2. Studi yang dilakukan di Institute of Endocrinologi, Medical Academy, Lithuanian University of Health Sciences pada 2013, menemukan lebih dari dua kali lipat risiko diabetes tipe 2 dialami oleh orang yang makan cepat.

Itulah risiko yang dialami ketika Anda sering makan cepat, menyendok terlalu banyak, dan mengunyah makanan tidak maksimal. Dengan mengubah kebiasaan buruk ini, Anda bisa menikmati makanan sepenuhnya dan menyerap manfaat bagi kesehatan Anda.