Idul Adha 2022: Gubernur Khofifah Pastikan Stok Hewan Kurban di Jatim Aman
Ilustrasi hewan ternak di jatim (FOTO VIA ANTARA)

Bagikan:

SURABAYA - Menjelang perayaan Idul Adha 2022, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan ketersediaan hewan kurban di Jatim aman. Ketersediaan ternak siap potong di wilayah tersebut mencapai 1,2 juta ekor.

"Untuk sapi dari populasi 5,2 juta ekor sapi (sapi potong dan sapi perah) terdapat ketersediaan 441.371 ekor sapi siap potong dan potensi hewan ternak kurban sebanyak 108.136 ekor," jelas Khofifah, Senin, 30 Mei.

Hewan Kurban Idul Adha 2022

Untuk populasi kambing yang tersedia tahun ini ada 4,3 juta ekor kambing. Selain itu tersedia pula 659.270 ekor kambing siap potong dan potensi menjadi ternak kurban 161.521 ekor.

Sedangkan untuk domba dari populasi 1,4 juta ekor domba, terdapat ketersediaan 490.878 ekor domba siap potong dan potensi menjadi ternak kurban 120.265 ekor.

Jika dibandingkan dengan pemotongan hewan kurban di Jawa Timur, pada Tahun 2021 total pemotongan ternak kurban sebanyak 396.491 ekor. Rinciannya, sapi sebanyak 70.961 ekor, kambing sebanyak 276.987 ekor, dan domba sebanyak 48.531 ekor.

"Jawa Timur memproyeksikan pemotongan hewan kurban di Jatim tahun 2022 sebanyak 432.845 ekor, dengan rincian sapi sebanyak 87.965 ekor, kambing sebanyak 296.349 ekor, dan domba sebanyak 48.531 ekor," katanya.

Kasus PMK di Jatim

Menurut Khofifah, penularan kasus PMK tak mempengaruhi ketersediaan stok hewan ternak di Jatim. Sampai dengan 29 Mei 2022, jumlah kasus PMK di Jatim mencapai 17.934 ekor tersebar di 25 kabupaten/kota di Jatim.

Dari jumlah tersebut, 15.521 ekor sapi dilaporkan sakit, 2.289 ekor sembuh, dan 124 ekor mati.

Sedangkan sampai dengan 30 Mei 2022, status wilayah PMK di Jatim terbagi menjadi empat berdasarkan unit epidemiologi kabupaten. Yakni wilayah bebas yakni kabupaten yang belum ada kejadian tanda klinis PMK, Wilayah Terduga yakni kabupaten yang sudah ada kejadian penyakit dengan tanda klinis PMK daj belum teronfirmasi laboratorium.

"Sementara wilayah tertular yakni kabupaten yang sudah ada kejadian penyakit dengan tanda klinis PMK, dan terkonfirmasi positif oleh laboratorium. Serta wilayah wabah yakni kabupaten tertular dan telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagai wilayah wabah," ujarnya.

Masalah PMK

Masalah PMK ini, lanjut Khofifah, harus terus menjadi perhatian semua pihak, karena memberikan dampak ekonomi yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari PDRB Jatim tahun 2021 sebesar Rp2.454,5 triliun, kontribusi kambing dan sapi 0,92 persen atau sebesar Rp22,58 triliun bagi PDRB Jatim. 

"Apalagi di Jatim banyak peternak rakyat sehingga dampaknya sangat terasa. Untuk itu betul-betul langkah promotif, preventif, sampai dengan langkah kuratif dan rehabilitatif penanganan PMK ini harus dilakukan. Termasuk panduan sederhana penanganan PMK  bagi para peternak harus  disosialisasikan lebih luas," ujarnya.