LUMAJANG - Keberadaan Penyakit mulut dan kaki (PMK) terdeteksi di Lumajang, Jawa Timur. Bahkan, wabah PMK di Lumajang terdeteksi menginveksi 3.000 ekor lebih sapi. Meski demikian sebagian besar ternak sudah dinyatakan sembuh.
"Meski mengalami peningkatan, kasus PMK pada hewan ternak di Lumajang menunjukkan tren yang membaik karena banyak yang sembuh," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq kepada sejumlah wartawan di Lumajang, dikutip dari Antara, Selasa 7 Juni.
BACA JUGA:
Wabah PMK di Lumajang
Bupati Thoriqul menilai bahwa semakin hari jumlah sapi yang sembuh juga meningkat. Bahkan ada beberapa kecamatan yang tidak ada kasus PMK seperti di Kecamatan Tempursari.
"Kalau hewan ternak yang terpapar sekitar 3 ribuan lebih, tetapi yang sembuh sudah 1.800an dan jumlah hewan yang mati akibat PMK sebanyak 38 ekor," ucap bupati yang biasa disapa Cak Thoriq itu.
Ia menjelaskan pihaknya bersama Satgas Penanganan PMK berusaha semaksimal mungkin agar tidak ada penularan PMK di Lumajang, apalagi menjelang Hari Raya Idul Adha yang diperkirakan ada peningkatan permintaan hewan ternak sapi maupun kambing.
"Saya juga meminta fatwa kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) apakah sapi dengan gejala ringan bisa dijadikan hewan kurban atau tidak, yang gejala ringan itu dagingnya aman, tapi tidak untuk yang berat," katanya.
Daging Tetap Aman
Kendati demikian, lanjut dia, perlu disampaikan bahwa konsumsi daging dengan PMK itu aman dikonsumsi kecuali jeroan, kepala dan kaki, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.
Untuk memutus rantai penyebaran kasus PMK pada hewan ternak, lanjut dia, Pemkab Lumajang mengimbau agar jual beli hewan ternak disertai dengan rekomendasi dokter hewan dan pasar hewan disemprot disinfektan.
"Saya akan berkonsultasi dengan Kejaksaan karena akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk kegiatan kebencanaan untuk membeli obat untuk PMK ini dan desinfektan, saya juga meminta pertimbangan apakah pasar hewan akan dibuka atau tidak," tuturnya.
Penularan PMK
Cak Thoriq mencontohkan kejadian di daerah lain yang masih membuka pasar hewan terjadi percepatan penularan PMK karena ada ternak dari Lumajang yang diduga sakit di sana.
"Kami akan berupaya maksimal untuk mencegah meluasnya penularan wabah PMK di Kabupaten Lumajang dan mengimbau para peternak supaya merawat sapi ternaknya dengan sungguh-sungguh," katanya.
Kesaksian Peternak
Sementara salah satu peternak sapi perah Desa Kandang Tepus, Kecamatan Senduro, Kariasan mengatakan sapi ternaknya terjangkit PMK dan berkonsultasi dengan dokter hewan, kemudian memberikan obat dan memberikan jamu herbal untuk hewan ternak.
"Saya terus berusaha merawat sapi saya selama 14 hari dan ditangani oleh dokter semua, alhamdulillah banyak yang sembuh," tandasnya.