6 Faktor Penentu Kepuasan Aktivitas Seksual Pertama yang Lebih Baik Diperhatikan Pengantin Baru
Pengantin baru (Unsplash/Taisiia Stupak)

Bagikan:

SURABAYA - Kurangnya seks edukasi membuat pengantin baru melakukan aktivitas seksual pertamanya secara sembarangan. Padahal, kesan pertama tentu sangat penting. Oleh karenanya, pengantin baru harus tahu apa saja faktor penentu kepuasan dalam aktivitas seksual pertama.kali.

Dilansir Psychology Today, Rabu, 15 Juni, pasangan yang baru saja menikah bisa belajar lebih banyak dan memperhatikan beberapa hal ini.

1. Kondisi fisk dan psikis masing-masing

Penelitian dilakukan pada tahun 1990 hingga 2020 dan diterbitkan dalam The Journal of Sex Research. Studi tersebut menganalisis 23 makalah yang memuat referensi pengalaman seksual pertama dan kenikmatan seksual. Terdapat 17 penelitian yang mencatat bahwa kesenangan seksual pertama didefinisikan sebagai penetrasi atau pertemuan vagina dan penis.

Kondisi psikologis dan fisik berperan dalam mendapatkan kesenangan seksual. Pria dewasa dan lebih muda melaporkan bahwa pengalaman seksual pertama yang menyenangkan adalah tentang kepuasaan psikologis dan fisik.

2. Kesiapan emosional

Peserta yang mengikuti studi melaporkan bahwa kesiapan emosional dan kedewasaan mempengaruhi kesenangan seksual. Meskipun ini bukan tolok ukur andal yang memprediksi kenikmatan seksual tetapi bersikap dewasa dan membangun kedekatan emosional membuat hubungan lebih nyaman serta intim.

3. Relasi yang positif

Struktur hubungan, ternyata juga mempengaruhi kepuasan seksual saat pertama kali. Namun elemen kunci bukan sekedar dalam satu komitmen, melainkan berada dalam hubungan positif yang memungkinkan ekspresi diri, baik secara seksual maupun kemampuan terlibat dalam komunikasi seksual terutama pada perempuan.

4. Komunikasi dengan orang tua

Komunikasi dengan orang tua secara positif tentang seks, seksualitas, dan kesadaran seksual adalah faktor kunci dalam mempromosikan kemungkinan kenikmatan seksual. Secara spesifik, orang tua perlu terbuka, menerima, dan membincangkan seks-positif dengan anak-anaknya sehingga mereka dapat mempraktikkan seks yang aman.

5. Waktu dan lokasi

Memiliki cukup waktu dan merencanakan seperti apa aktivitas seks berhubungan dengan kesenangan seksual. Hubungan seksual yang tidak terduga cenderung tidak menyertakan foreplay dan komunikasi seksual. Ini oleh peneliti dikaitkan dengan tingkat kesenangan dan kepuasan yang lebih rendah.

6. Persetujuan atau consent

Kemampuan berkomunikasi seksual berkaitan dengan kenikmatan aktivitas seks. Ketika setiap orang dari pasangan memberikan consent atau persetujuan, berperan penting dalam kenikmatan seksual. Namun, consent tidak hanya meliputi jawaban ‘iya’ atau ‘tidak’. Persetujuan meliputi ruang, waktu, kesempatan untuk merencanakan, memikirkan secara hati-hati jenis aktivitas seksual yang akan dilakukan, pengalaman serta pengetahuan tentang seksualitas.

Aktivitas seksual yang sehat, menurut Sarah Hunter Murray, Ph.D., terapis hubungan dan peneliti, perlu menyoroti keenam hal di atas.