Penyumbang Inflasi di Madiun pada Juni 2022 Tertinggi Disebabkan karena Kenaikan Harga Cabai Rawit
Ilustrasi cabai (Dok Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di Madiun selama bulan Juni 2022 mencapai 0,66 persen, sedangkan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,16.

Penyumbang Inflasi di Madiun

Kepala BPS Kota Madiun, Dwi Yuhenny menjelaskan bahwa komoditas penyumbang terjadinya inflasi bulan Juni 2022 adalah cabai rawit, tomat, cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, dan rokok putih.

"Komoditas tertinggi atau yang paling memengaruhi inflasi adalah cabai rawit, yaitu andilnya 0,3498 persen," kata Dwi Yuhenny dikutip dari Antara, Selasa, 5 Juli.

Kenaikan Inflasi

Ia menjelaskan, inflasi Kota Madiun bulan Juni 2022 yang mencapai 0,66 persen tersebut naik jika dibandingkan dengan Mei 2022.

Catatan BPS Madiun, inflasi Mei 2022 di angka 0,58 persen.

"Kenaikan ini masih wajar, tapi perlu dicermati," kata Dwi Yuhenny.

Secara umum, kenaikan inflasi tersebut dipicu lonjakan harga beberapa kelompok pengeluaran.

Pemicu Inflasi

Hasil pemantauan BPS, di pasar tradisional maupun modern terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 109,44 pada Mei menjadi 110,16 pada Juni.

Adapun kelompok pengeluaran pemicu inflasi pada Juni di antaranya makanan, minuman, dan tembakau (2,50 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran (0,91 persen), rekreasi, olahraga, dan budaya (0,42 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,29 persen), serta perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,26 persen).

Sementara kelompok pengeluaran transportasi menjadi satu-satunya kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yakni sebesar 0,82 persen. Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, serta jasa keuangan dan kelompok pendidikan tidak mengalami perubahan harga.

Inflasi di Jatim

Dari delapan kabupaten/kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, kata dia, seluruhnya mengalami inflasi. Tertinggi terjadi di Kediri sebesar 0,78 persen dengan IHK 110,41.

"Sedangkan inflasi terendah terjadi di Sumenep, yaitu sebesar 0,45 persen dengan IHK sebesar 112,17," katanya.