Ahli Ungkap Bagaimana Cara Komunikasi dalam Hubungan Percintaan yang Langgeng
Ilustrasi pasangan bahagia (Priscilla Du Preez-Unsplash)

Bagikan:

SURABAYA - Dalam sebuah relationship, komunikasi jadi hal penting yang harus dijaga. Oleh karenanya, cara komunikasi dalam hubungan percintaan kerap jadi sorotan utama. Pasalnya, komunikasi yang buruk berpotensi merusak hubungan. 

Peneliti bahkan mencoba menguraikan bentuk komunikasi yang akan berpengaruh pada kepuasan dalam hubungan. 

cara komunikasi dalam hubungan percintaan

Menurut psikiater dan psikoanalis, Grant Hillary Brenner, MD., aspek komunikasi akan mendorong kepuasan hubungan. Sedangkan kepuasan hubungan menetapkan ruang komunikasi yang lebih membangun dan resolusi konflik.

Sebaliknya, kepuasan hubungan juga dapat menstabilkan hubungan sehingga tak punya ruang yang luas untuk berkomunikasi negatif. Melansir Psychology Today, Brenner mengungkap ini seperti ayam atau telur duluan yang ada pertama kali. Kerumitan ini dibongkar dari temuan penelitian pertama yang dipublikasikan di Canadian Journal of Behavioral Science pada 2022.

Hubungan komunikasi dan kepuasan

Studi tersebut melihat arah hubungan komunikasi dan kepuasan. Menganggap pasangan sebagai mitra tetapi juga aktor yang pada praktiknya tidak hanya menjadi pendengar yang baik tetapi juga pembicara dengan kriteria tertentu.

Kriteria dikategorkan dalam kutub positif dan negatif. Komunikasi positif mencakup pemecahan masalah yang kolaboratif, berbagi perasaan. Sedangkan komunikasi negatif meliputi pembelaan diri, penghinaan, menarik diri, kritik, menuntut, dan tidak mengejar. Lantas ke mana arah kutub tersebut membawa pengaruhnya pada kepuasan dalam hubungan romantis?

Bentuk penelitian

Jolin da rekan menganalisis dari data studinya. Mereka menggunakan pendekatan statistic yang disebut APIM (Actor-Partner Interdependence Model), untuk menganalisis semua kemungkinan hubungan antara komunikasi dan kepuasan hubungan. Misalnya, apakah komunikasi positif membangun kepuasan aktor atau kepuasan mitra.

Sebanyak 311 pasangan heteroseksual mengikuti studi ini dengan durasi telah berkomitmen rata-rata 23 tahun. Dari penelitian tersebut, pola komunikasi negatif menyebabkan kepuasannya sendiri lebih rendah, tetapi bukan kepuasan pasangannya.

Hasil studi

Studi lainnya tentang kepribadian, menunjukkan bahwa kebanyakan orang ingin mengubah perilaku mereka untuk meningkatkan sifat-sifat yang berguna. Seperti kesadaran, pikiran terbuka, dan upaya untuk mengubah diri menjadi lebih baik.

Karena kebiasaan komunikasi negatif tak hanya merusak hubungan tetapi juga menurunkan kepuasan diri, maka mengidentifikasi cara berbicara dan menyampaikan kritik perlu diatur agar lebih konstruktif, menurut Brenner lewat studi-studi yang ia ulas.

Banyak orang melakukan praktik meditasi kesadaran dan pendekatan berbasis welas asih. Sebab bila digunakan dengan benar, bisa membantu memberi landasan emosional dan meningkatkan kemungkinan komunikasi positif meskipun secara spontan.