Atas Nama Syariat Islam, Aturan Taliban Salah Satunya Melarang Cukur Jenggot
Taliban larang potong janggut (Freepik/senivpetro)

Bagikan:

SURABAYA – Pemerintahan Taliban mulai menunjukkan otoriternya terhadap warga di Afghanistan. Salah satu aturan Taliban adalah melarang penata rambut di provinsi Helmand Afghanistan mencukur atau memotong janggut. Aturan itu mengatasnamakan syariat islam.

Berdasarkan laporan BBC, perintah atas larangan itu berlaku di provinsi Helmand yang dikeluarkan oleh wakil dan departemen kebijakan pemerintah provinsi Taliban kepada oara tukang cukur di Lashkar Gah, ibu kota provinsi.

"Jika ada yang melanggar aturan (mereka) akan dihukum dan tidak ada yang punya hak untuk mengeluh," ujar perintah yang dikeluarkan untuk tukang cukur.

Pelanggar Aturan Taliban Bakal Ditangkap

Tak hanya hukuman dan larangan saja, Taliban juga bakal mengawasi tukang cukur dan pemilik salon. Mereka akan menyamar dan siap menangkap mereka yang langgar aturan.

"Para pejuang terus datang dan memerintahkan kami untuk berhenti mencukur jenggot. Salah satu dari mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka dapat mengirim inspektur yang menyamar untuk menangkap kita," kata salah seorang tukang cukur di Kabul, dikutip BBC, Rabu (29/9/2021).

Tukang cukur lainnya yang memiliki salon terbesar di kota juga bersaksi bahwa dia menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai pejabat pemerintah. Mereka menginstruksikan untuk berhenti mengikuti gaya Amerika dan tidak boleh mencukur atau memotong janggut siapa pun.

Selama masa kekuasaan pertama Taliban dari 1996 hingga 2001, kelompok Islam garis keras melarang gaya rambut flamboyan dan bersikeras bahwa pria harus menumbuhkan janggut. Aturan ini diklaim sudah sesuai dengan syariat Islam.

Namun sejak digulingkan dari kekuasaan setelah invasi pimpinan Amerika Serikat pada tahun 2001, jenggot yang dicukur atau dicukur rapi telah menjadi populer di negara tersebut.

"Sejak saya mendengar (tentang larangan mencukur jenggot) saya patah hati," kata Bilal Ahmad, warga Lashkar Gah, dikutip NPR, Rabu (29/9/2021).

"Ini adalah kota dan semua orang mengikuti cara hidup, jadi mereka harus dibiarkan sendiri untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan," lanjutnya.

Banyak Salon Berhenti Cukur Janggut

Meski pun belum diketahui pasti hukuman apa yang akan diterima para tukang cukur, banyak salon yang memutuskan untuk berhenti menawarkan jasanya untuk mencukur janggut. Mereka takut dan memilih untuk menyelamatkan diri sendiri dari pada harus menghadapi Taliban.

"Pelanggan tidak mencukur jenggot mereka (karena) mereka tidak ingin menjadi sasaran pejuang Taliban di jalanan. Mereka ingin berbaur dan terlihat seperti mereka," ujar tukang cukur di Herat.

Selain itu, salah seorang tukang cukur yang sudah membuka bisnisnya selama 15 tahun terpaksa menutup salonnya karena adanya larangan tersebut. Dia mengatakan tidak ada gunanya melanjutkan bisnisnya di bawah kekuasaan Taliban.

"Selama bertahun-tahun salon saya menjadi tempat bagi kaum muda untuk bercukur sesuai keinginan mereka dan tampil trendi. Tidak ada gunanya melanjutkan bisnis ini. Ini adalah pekerjaan saya selama 15 tahun dan saya rasa saya tidak bisa melanjutkannya," kata salah satu tukang cukur.

Beberapa indikasi datang pada hari Sabtu, ketika pejuang Taliban membunuh empat tersangka penculik dan kemudian menggantung tubuh mereka di alun-alun kota barat Herat.

Lebih lanjut banyak pemilik salon dan tukang cukur berharap pemerintah Taliban bisa mempertimbangkan aturan yang telah dibuat.

"Saya meminta saudara-saudara Taliban kami untuk memberikan kebebasan kepada orang-orang untuk hidup seperti yang mereka inginkan, jika mereka ingin memangkas janggut atau rambut mereka," kata Jalaluddin.

Selain terkait aturan Taliban, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.