Kantor Wali Kota Eri Cahyadi Pindah di Balai RW: Untuk Ngobrol Apa yang Harus Diperbaiki
Walkot Surabaya Eri Cahyadi/FOTO VIA ANTARA

Bagikan:

SURABAYA - Ada banyak cara yang bisa dilakukan para pejabat untuk menyerap aspirasi warga, salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Eri Cahyadi. Ia mengatakan bakal berkantor di balai Rukun Warga (RW) secara bergiliran. Tidak hanya untuk menyerap aspirasi, namun juga untuk mendekatkan diri dengan warga.

“Rencananya, malam ini mulai pukul 18.00 WIB, saya mulai 'ngantor' di balai RW yang ada di Surabaya,” tutur Eri Cahyadi di Surabaya dikutip Antara, Senin, 25 Oktober.

BACA JUGA:


Eri Cahyadi Bakal Kumpulkan Perangkat Desa

Eri Cahyadi menjelaskan dalam tata kelola pemerintahan seperti di Kota Surabaya, ada yang namanya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dan pokok pikiran DPRD Surabaya. Jika keduanya jalan sendiri-sendiri, program pembangunan di Kota Surabaya bisa stagnan.

Nantinya para Ketua RT, Ketua RW, dan LPMK akan dikumpulkan dan mendiskusikan apa saja yang harus diperbaiki untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Surabaya. 

"Artinya, jangan ada lagi warga kita yang kesusahan, jika perlu kalau ada warga yang mau mengadu monggo mumpung saya 'ngantor' di RW,” katanya.

Eri Cahyadi Cari Solusi Masalah Kemiskinan

Ia menambahkan Pemkot Surabaya ingin mengetahui skala prioritas apa yang akan dilakukan atau dikerjakan di tingkat RW. Seperti soal kemiskinan, Eri berusaha mencarikan solusi secepatnya untuk mengatasinya.

Artinya, kata dia, sesama RW jangan ada egoisme saat melakukan pengentasan kemiskinan atau bantuan warga yang memang diperlukan warga.

“Dengan saya berkantor di RW, akan tercipta kegotongroyongan antarsesama Ketua RW. Contohnya, ada Ketua RW yang ngotot minta kampungnya harus dipaving, Ketua RW lainnya tidak mau kalah. Makanya, saya akan ngantor di balai RW,” katanya.

Jadi Pelayan Masyarakat

Eri Cahyadi mengatakan sebagai pelayan masyarakat pihaknya wajib menjadi garda terdepan untuk melayani warga Kota Surabaya.

Dia mengaku tidak akan bisa berjalan sendiri jika di level bawahnya seperti tingkat RW juga tidak bergerak. Ia mencontohkan ada warga dengan status janda yang belum mendapat bantuan sosial, begitu tahu langsung ia bantu.

“Yang saya sayangkan mengapa lurah sampai RW-nya tidak mengetahui,” katanya.

Saat ditanya dimulai di RW mana?, Eri mengatakan belum tahu. “Tapi yang pasti mulai malam nanti saya akan berkantor di balai  RW,” katanya.