SURABAYA - Hidup bahagia jadi impian semua orang. Kunci menuju dan definisi hidup bahagia pun berbeda-beda tiap orang. Lalu, bagaimana sebenarnya hidup bahagia itu?
Penelitian ilmu saraf mengatakan bahwa sebagian besar hal yang Anda pikir bisa membuat bahagia, ternyata malah mampu membahayakan otak, mengacaukan pikiran, dan bahkan membuat seseorang lebih rentan depresi, sehingga mengganggu kesehatan mental.
BACA JUGA:
Psikiater ahli saraf, Daniel Amen, M.D, mengutip Mind, Body, Green, Selasa, 1 Maret, mengatakan bahwa ada empat definisi bahagia yang kebanyakan justru mengantarkan seseorang ke depresi.
Punya banyak hal yang disukai membuat bahagia
Penelitian ilmu saraf menunjukkan satu istilah bernama "adaptasi hedonis", yakni semakin banyak kesenangan yang didapatkan, maka semakin tinggi seseorang perlu mempertahankan perasaan bahagia tersebut.
Karena pada dasarnya, otak terbiasa dengan pengalaman kesenangan tinggi, sehingga membutuhkan lebih banyak kesenangan untuk merasakan efek yang sama. Mirip dengan cara orang membutuhkan lebih banyak kokain untuk merasa lebih senang. Ini melemahkan pusat kesenangan di otak, yang dapat menyebabkan depresi.
Kebahagiaan dari uang
Dalam beberapa hal memang benar, namun di Amerika hubungan antara uang dan kebahagiaan menghilang begitu seseorang menghasilkan lebih dari 75 ribu dollar Amerika. Untuk sebuah studi tahun 2018, orang kaya ditanya apa yang mereka butuhkan untuk bahagia seutuhnya.
Sebagian besar mengatakan dua hingga 10 kali lebih banyak dari yang mereka miliki. Keinginan untuk mendapatkan lebih banyak uang menghilangkan kebahagiaan karena apa pun yang Anda miliki tidak pernah cukup.
Alkohol bisa membuat bahagia
Minum koktail, anggur, atau bir mungkin membuat Anda bersemangat, tapi memiliki efek samping jangka panjang yang menguras kebahagiaan. Minum satu hingga tujuh gelas seminggu dapat menyusutkan otak, menurut sebuah studi pencitraan otak di JAMA Neurology.
Alkohol juga dapat mengganggu pengambilan keputusan, yang dapat mengacaukan karier, hubungan, dan kesehatan Anda. Meskipun mungkin bagi sebagian orang untuk mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedang, Anda tidak boleh mengandalkannya sebagai pendorong atau pengatur suasana hati.
Makanan dan minuman manis menunjang rasa bahagia
Makan permen bisa memberikan perasaan bahagia sesaat, tapi itu mencuri kebahagiaan dalam jangka panjang. Apa yang membuat gula menjadi makanan berbahaya? Selain pro-inflamasi dan adiktif, ini terkait dengan depresi, serta demensia, diabetes, dan obesitas.
Seperti halnya alkohol, Anda dapat menikmati makanan penutup dalam jumlah sedang. Pastikan untuk mendengarkan isyarat lapar Anda dan berhati-hati menggunakan makanan sebagai cara mengendalikan emosi.
Artikel ini telah tayang dengan judul 4 Definisi Hidup Bahagia yang Justru Dapat Mengakibatkan Depresi.