5 Ciri Orang yang Menyembunyikan Kesedihan dengan Senyuman
Ilustrasi ciri-ciri eccedentesiast (Unsplash/Daria Pimkina)

Bagikan:

SURABAYA - Dalam dunia psikologi ada istilah eccedentesiast, yakni menyembunyikan kesedihan dengan senyuman. Hal itu dilakukan untuk sementara waktu di hadapan orang lain agar tak terlihat sedih.

Secara umum, Eccedentesiast adalah mereka yang bersembunyi di balik senyuman untuk meyakinkan orang lain bahwa ia bahagia. Beberapa orang juga menyebutnya dengan  smiling depression, di mana hal tersebut tergolong jenis depresi yang sering tidak terdeteksi, sehingga mampu berpengaruh pada kesehatan mental.

Apakah eccedentesiast berbahaya untuk mental?

Dilansir dari Verywell Mind, Senin, 1 November, kondisi tersebut bukan diagnosis klinis tetapi masalah yang nyata dialami bagi banyak orang. Berdasarkan laporan WHO pada Januari 2020 sejumlah 265 juta orang di seluruh dunia mengalami depresi. Mereka mengubur depresinya dengan menghias wajah dengan senyuman.

Kondisi tersebut tentu berbahaya karena berpengaruh pada kesehatan mental. Lalu, apa saja orang yang menyembunyikan kesedihan alias eccedentesiast?

1. Nampak riang dan ceria sepanjang waktu

Kebahagiaan diingini hampir setiap orang, tetapi faktanya hidup tidak selalu bahagia bukan? Seorang dengan eccendetesiast selalu terlihat riang dan ceria di hadapan orang lain. Bagi orang sekitar, seolah enggak punya beban hidup. Bagi orang dengan eccedentesiast, kesedihan, luka, dan tertekan cukup dirinya sendiri yang merasakan dan bila orang lain tahu menganggap bikin lebih repot.

2. Cenderung introver

Tidak ingin orang lain masuk terlalu dalam pada kesedihannya, ciri-ciri orang dengan eccedentesiast cenderung tertutup dan menyendiri. Meski terlihat mandiri, ia tak terlalu ingin dibantu oleh orang lain.

3. Cerita dengan teman terdekat

Orang lain yang bukan teman dekatnya tak benar-benar tahu bagaimana perasaan sesungguhnya. Ciri-ciri selanjutnya dari orang dengan eccedentesiast hanya bercerita tentang perasaannya pada orang terdekat saja.

Sebenarnya eccedentesiast bukan orang yang ‘dingin’, ia tetap merasakan emosi-emosi negatif tetapi tidak menunjukkannya kecuali pada temannya paling dekat.

4. Nafsu makan berubah

Beberapa orang yang menyimpan perasaan tak bahagia rapat-rapat mengalami perubahan nafsu makan. Ada yang jadi makan banyak, ada pula sebaliknya. Perubahan berat badan juga bisa dialami oleh orang dengan eccedentesiast.

5. Hilangnya minat dengan aktivitas yang disenangi

Seseorang dengan smiling depression mungkin tidak tertarik lagi melakukan aktivitas yang sebelumnya mereka nikmati. Ini disebabkan tumbuhnya rasa bersalah, tak berharga, dan putus asa. Meski di hadapan orang lain tampak optimis dan ceria, tetapi di dalam hatinya butuh mengekspresikan apa yang sesungguhnya ia rasakan.

Menyembunyikan perasaan sedih dan putus asa, dipilih karena beberapa alasan. Pertama, seseorang dengan eccedentesiast ingin melindungi privasi mereka. Alasan lain antara lain takut dihakimi, takut membebani orang lain, merasa malu, pernah menerima penolakan yang menyakitkan, takut mendapatkan menerima konsekuensi, khawatir dinilai lemah oleh orang lain, merasa bersalah, dan punya pandangan tentang kebahagiaan tetapi tidak realistis.

Orang perfeksionis juga sering menguasai cara agar terlihat ‘sempurna’. Dan bagi banyak orang, itu berarti menyembunyikan rasa sakit atau mengalami masalah.  

Cara mengatasi eccedentesiast, jika tak terkendali atau mendorong keinginan untuk melukai diri diperlukan diagnosis oleh profesional. Cara mengatasi bisa dengan terapi, terapi wicara, dan perubahan gaya hidup seperti diet dan olahraga.

Artikel ini telah tayang dengan judul Sembunyikan Kesedihan dengan Senyuman, Ketahui 5 Ciri-Ciri Eccedentesiast.

Selain terkait ciri orang yang menyembunyikan kesehatan, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.