Seks Edukasi: Jangan Gunakan Pelumas saat Penetrasi agar Tak Terkena Risiko Ini
Ilustrasi seks edukasi (Unplash/Deon Black)

Bagikan:

SURABAYA - Kurangnya seks edukasi di kalangan masyarakat membuat mereka melakukan beberapa kesalahan dalam berhubungan seksual, salah satunya adalah menggunakan air liur sebagai pelumas saat penetrasi.

Pelumas memang membantu penetrasi. Miss V yang kering akan membuat sesi bercinta sedikit terhambat. Sedangkan penggunaan saliva atau air liur dinilai jadi solusi yang cepat dan murah.

Seks Edukasi

Felice Gersh, MD., penulis PCOS SOS: A Gynecologist’s Lifeline to Naturally Restore Your Rhythms, Hormones, and Happiness menjelaskan bahwa saliva tidak diperuntukkan bagi pelumas vagina. Ada risiko yang harus ditanggung saat melakukannya.

Dilansir Health, berikut alasan mengapa harus menghindari memakai air liur untuk pelumas penetrasi.

1. Menularkan Infeksi seksual

Setiap infeksi menular di tenggorokan atau mulut dapat ditularkan ke alat kelamin melalui air liur, terang Gersh. Misalnya jika pasangan Anda memiliki lesi herpes aktif, jika menggunakan ludahnya untuk lebih licin ketika penetrasi, justru bisa membuat Anda terkena herpes genital.

Meskipun mulut tidak terlihat terluka, tetapi virus masih bisa menular. Karena herpes tidak hanya dengan lepuh atau luka tetapi juga dapat muncul tanpa gejala. Maka perlu mempertimbangkan kebersihan dan steril ketika melakukan gaya seks oral.

Gaya seks oral bisa mengundang risiko gonore, klamidia, HPV, sifilis, dan trikomoniasis lewat air liur. Seperti herpes, infeksi tersebut mungkin tidak memiliki gejala apapun.

2. Risiko infeksi vagina

Pada vagina, terdapat bakteri yang berguna menjaga keseimbangan pH. Namun bakteri di vagina berbeda dengan bakteri dalam air liur.

Air liur juga mengandung enzim pencernaan yang berfungsi memecah makanan. Ketika enzim tersebut masuk dalam vagina, hasilnya dapat mengganggu mikrobioma vagina Anda. Ini membuat rentan terhadap infeksi jamur atau vaginosis bakteri.

Infeksi yang mengganggu ini sebenarnya dapat disembuhkan. Pesan Gersh, mengubah ekosistem vagina bisa memicu ‘badai’ yang tidak diduga.

3. Menyebabkan kulit vagina iritasi

Alih-alih menjadi licin dan menerima rangsangan yang nikmat pada genital, gesekan yang menyakitkan dapat menyebabkan mikroba berbahaya masuk ke dalam tubuh. Saliva memiliki kualitas bawaan yang membuatnya menjadi pelumas yang baik pada mulut.

Tetapi tidak memiliki konsistensi licin, karena mudah menguap dan bikin vagina cepat kering. Menurut Gersh, pertimbangkan untuk menyediakan pelumas yang berbasis air selain saliva untuk mengurangi risiko infeksi dan terluka.