3 Pemicu Masalah dalam Hubungan Percintaan yang Lebih Baik Dihindari
Ilustrasi menghindari pemicu masalah dalam hubungan percintaan (Alena Darmel/Pexels)

Bagikan:

SURABAYA - Dalam sebuah hubungan relationship terkadang ada masalah yang membuat kondisi makin sulit dan rapuh. Agar tak terjebak dalam hubungan tersebut, Anda disarankan untuk menghindari pemicu masalah dalam hubungan percintaan. 

Melansir Lifehack, Selasa, 19 April, setidaknya ada tiga hal pokok yang lebih baik diperhatikan karena bakal jadi pemicu masalah. Apa saja pemicu tersebut? Berikut rangkuman untuk Anda.

Saling menyalahkan

Ketika seseorang merasa kecewa karena harapan mereka terhadap pasangan gagal terpenuhi, mereka akan mengeksternalisasikan kekecewaan itu pada pasangan. Mereka secara salah mengidentifikasi bahwa penyebab kebencian, kesedihan, atau kekecewaan yang dirasa semata-mata karena tindakan atau perilaku orang lain.

Padahal perbuatan menyalahkan dapat membuat hubungan menjadi rumit dalam dua sudut pandang.

Pertama, menyakiti perasaan pasangan. Selain itu, mengirimkan pesan yang jelas tentang kurangnya kepercayaan pada pasangan dan hubungan itu sendiri. Ini menciptakan ketegangan dan gesekan yang mungkin mengubah hubungan percintaan ke jalan perpisahan.

Alasan kedua adalah membuat seseorang jadi lupa untuk melihat permasalah ke dalam diri sendiri. Mereka gagal untuk melihat bahwa tindakan mereka sendiri selalu menjadi bagian dari permasalahan. Jika seseorang gagal melihat diri sendiri, kemungkinan besar hubungan apapun akan sulit dipertahankan.

Terlalu cepat menilai

Beberapa orang cenderung terlalu cepat menilai bahkan untuk hal-hal yang tidak beralasan. Bahkan dengan niat terbaik, menilai seseorang adalah cara tercepat dan paling efektif untuk menciptakan masalah dalam hubungan. 

Anda tidak akan pernah bisa membuat penilaian yang benar tentang seseorang, sekalipun Anda memiliki banyak informasi tentang dia atau sudah lama mengenalnya. Penilaian terhadap seseorang merupakan hasil dari emosi yang Anda rasa pada orang tersebut.

Jika menurut kaca mata Anda ia berperilaku baik, maka Anda cenderung menilai hal baik tentangnya, dan sebaliknya.

Menghakimi seseorang juga memberi label dan membatasi kebebasan respons emosional orang lain karena dalam menilai, seseorang mengatakan "Kamu adalah ini atau kamu bukan ini". Hal tersebut membentuk atau mendistorsi bagaimana kedua belah pihak akan melihat satu sama lain dan diri mereka sendiri melalui hubungan tersebut.

Merasionalisasi hubungan

Beberapa orang menjalani hubungan menggunakan pikiran, bukan perasaan. Sehingga, mereka terlalu banyak menganalisis dan berpikir tentang bagaimana keadaannya atau apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Terkadang mereka memberi penilaian terhadap kesuksesan maupun sehat tidaknya hubungan berdasarkan kondisi mental mereka. Hubungan cinta dinilai dan dievaluasi terus menerus.

Bahaya merasionaliasasi hubungan adalah lambat laun membentuk ekspektasi dan seperti sudah dijelaskan sebelumnya, ekspektasi menciptakan kesulitan. Lebih penting lagi, analisis berlebihan mendorong orang sulit membiarkan hubungan mengalir secara alami dan spontan.

Padahal, ini merupakan unsur penting untuk menumbuhkan hubungan yang sehat. Ini menghalangi seseorang menanggapi orang lain dari hati karena mereka menyaring interaksi dengan orang lain berdasarkan rasionalisasi pikiran.