Kebiasaan Makan Sehat dari Beberapa Negara, Mana Favoritmu?
Ilustrasi kebiasaan makan sehat (Unsplash/Kyle Head)

Bagikan:

SURABAYA - Kebiasaan makan sehat ternyata berbeda-beda tiap negara. Artinya, setiap masyarakat juga memiliki kebiasaan makan yang tidak sama untuk mencapai satu tujuan; kesehatan.

Kebiasaan tersebut terbentuk karena berbagai faktor, mulai dari iklim hingga sumber makanan. Meski berbeda-beda, Anda bisa menerapkan kebiasaan dari berbagai negara untuk diterapkan pada gaya hidup Anda atau sekadar wisata kuliner sehat.

1. Prancis: Makan lambat

Ternyata jumlah porsi dipengaruhi cara makan. Di Prancis, momen makan sangat dinikmati dan dilakukan secara perlahan. Dilansir WebMD, Minggu, 5 Juni, kebiasaan itu dapat menyebabkan lebih sedikit kalori, terutama untuk pria, serta bagus untuk diet.

Artinya, Anda bisa meluangkan waktu untuk menikmati setiap suap dari makanan Anda sehingga jumlah kalori tak banyak dikonsumsi.

2. Italia: Minum anggur merah

Sebuah studi menunjukkan bahwa minum alkohol dalam jumlah sedang dapat menurunkan kemungkinan penyakit jantung. Tetapi kuncinya, satu gelas wine sehari untuk perempuan dan dua gelas untuk pria. Jika lebih dari itu, bisa berakibat buruk bagi kesehatan Anda.

3. Swedia: Makan dengan roti

Tidak semua roti bisa dianggap sama, mengandung karbihidrat sederhana. Di Swedia, roti gandum utuh cenderung tidak meningkatkan kadar gula darah dibanding roti putih lainnya. Dan roti yang dibuat dari biji gandum utuh mengandung lebih banyak serat yang membantu kerja pencernaan.

4. Mediterania: Makan Makanan Segar

Anda tentu mengenal jenis diet Mediterania, yang mana menu berasal dari real food atau bahan-bahan segar sesuai musim. Ini merupakan diet tradisional Yunani yang terbukti dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker. Menunya antara lain buah-buahan dan sayuran segar, lebih banyak keju daripada susu, dan lebih banyak ikan daripada daging. Mereka juga menambahkan dressing rendah lemah seperti minyak zaitun.

5. India: Bumbu rempah

Makanan India sarat dengan bumbu dan rempah-rempah. Seperti kunyit, jahe, daun kari, dan kapulaga. Bahan-bahan rempah tersebut tinggi kandungan antioksidan dan hal baik untuk kesehatan Anda. Makanan berempah juga memberikan sedikit rasa hangat dalam tubuh meski makan dalam porsi sedikit.

6. Norwegia: Makanan fermentasi

Fermentasi merupakan salah satu cara dalam pengawetan makanan. Selain juga variasi dalam mengolah sumber daya alam yang bisa dikonsumsi.

Makanan yang difermentasi juga menghasilkan probiotik baik yang mempengaruhi pencernaan hingga suasana hati. Di Norwegia, mereka memfermentasi ikan trout hingga satu tahun dan menyajikannya mentah. Beberapa negara lain juga mengolah makanan dengan fermentasi, seperti buah, sayur, susu, dan daging.

7. Jepang: Porsi lebih kecil

Hidangan kecil berarti meminimalisir jumlah kalori yang dikonsumsi. Sebuah studi juga menunjukkan bahwa orang yang makan porsi lebih besar cenderung kelebihan berat badan dan kurang sehat.

Sup sebagai makanan pembuka dengan banyak air, membuat Anda lebih cepat kenyang dan puas dengan menu makanannya. Dalam diet tradisional Jepang, mereka tidak banyak makan daging merah. Penelitian mengutarakan bahwa kebiasaan makan ini menyehatkan.

8. Korea: Mencampur makanan

Di restoran Korea, menyajikan acar sayuran, sup, pangsit, kubis, kimchi, daging, telur, ikan, dan babi. Semua sajian tersebut dalam sekali makan. Makanan dengan berbagai variasi dapat menambah minat selain juga memberikan lebih banyak nutrisi. Tetapi perlu menghitung porsi, agar makan tak terlalu banyak.