SURABAYA – Bersama selamanya mengarungi bahtera pernikahan tentu jadi harapan setiap pasangan yang menjalin relationship. Dalam suka maupun duka, berdua tiada bercela atau memilih tetap mempertahankan janji suci di depan penghulu. Tetapi bagaimana jika kehidupan rumah tangga terasa hambar dan tidak lagi seromantis saat awal pernikahan?
Romantisme Kehidupan Rumah Tangga
Dilansir Guy Stuff Counseling & Couching, berpijak dari fakta bahwa banyak pasangan suami istri pernah mengalami ‘musim dingin’. Tidak romantis bukan berarti tidak jatuh cinta lagi bukan?
BACA JUGA:
Romantis adalah kumpulan perilaku yang berasal dari keadaan pikiran terkait dengan kegembiraan dan misteri mencintai seseorang dengan mengharapkan balasan cinta. Inilah makanya dibutuhkan afirmasi pada setiap perilaku mengekspresikan perasaan cinta.
Romantis juga kerap dipahami sebagai perilaku memberi bunga, hadiah, puisi, dan lagu cinta. Tetapi romantis tidak melulu dilkukan dengan tindakan tersebut. Ada beberapa hal sederhana yang bisa disebut sebagai aksi-aksi romantis.
Pada intinya, tindakan-tindakan romantis dilakukan untuk mengekspresikan rasa cinta. Makanya, kalau tidak merasakan ekspresi cinta dari pasangan, hubungan terasa dingin.
“Gerakan romantis tidak harus rumit atau membutuhkan biaya apapun, mereka hanya harus disengaja dan tulus,” ungkap Dr. Kurt, seorang terapis pernikahan dan keluarga.
Bisa dengan mengulurkan tangan ketika membantu pasangannya berdiri. Atau dengan mengirim pesan untuk membut pasangan lebih bersemangat.
Apabila merasa cemas tidak merasakan lagi momen romantis dari pasangan, tenang. Romantis bukan satu-satunya ekspresi cinta. Banyak orang mengungkapkan rasa cintanya bukan dengan perilaku romantis. Tindakannya cukup biasa, sederhana, dan tulus.
Lantas bagaimana jika tindakan sederhana pun tidak menggambarkan romantisme? Kurt menyarankan untuk mengupayakan hal-hal yang berarti. Karena sudah sangat kenal dan terbiasa dengan pasangan sehingga sulit melakukan tindakan spontan dan romantis, maka membuat perencanaan tidak ada salahnya dilakukan.
Pesan Kurt lebih lanjut, romantis bukan pengalaman satu orang saja. Dibutuhkan dua orang agar hubungan suami istri kembali hangat dan romantis.
Virginia Williamson, terapis pernikahan, mengatakan bahwa akan berbahaya jika tidak dapat melihat satu hal baik dari pasangannya. Ini berarti, hubungan rumah tangga yang romantis didasari oleh menganggap satu sama lain punya kebaikan sehingga bikin selalu jatuh cinta.
Perlu diperhatikan juga mengenai bahasa tubuh, tingkat rasa hormat, dan kenyamanan ketika bersama. Jika ketiga hal tersebut cenderung negatif, maka Anda dan pasangan bisa berdiskusi serta mencari solusi yang disepakati.
Artikel ini telah tayang dengan judul Hubungan Rumah Tangga Tak Lagi Romantis, Apakah Wajar?.
Selain terkait kehidupan rumah tangga, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.