Mencegah Risiko Bayi Stunting Bisa Dilakukan dengan Sederhana: Memantau Berat Badan Ibu Hamil
Ilustrasi ibu hamil (Foto: Antara)

Bagikan:

SURABAYA – Risiko bayi stunting ternyata bisa diminimalisir, salah satunya adalah melakukan pemantauan terhadap kenaikan berat badan ibu hamil. Pemantauan tersebut cukup penting agar gagal tumbuh dan kembang bayi bisa dihindari. Saran kesehatan ini dikeluarkan oleh pakar nutrisi dari Universitas Indonesia, Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes.

"Untuk ibu hamil demi mencegah risiko stunting turun itu, kenaikan berat badan meski dicek," kata Rita dalam peluncuran buku Cegah Stunting Sebelum Genting secara daring beberapa waktu lalu, dilansir Antara.

Saran Mencegah Risiko Bayi Stunting

Rita yang juga menjabat sebagai Ketua Indonesia Sport Nutricionist Association (ISNA) itu juga memberikan saran kepada semua orang, termasuk remaja, agar membiasakan bertanya pada pertambahan berat yang didapatkan.

"Jadi kalau ketemu ibu hamil kita biasakan bertanya sudah berapa kenaikan berat badannya. Itu indikator utama, kenaikan berat badan," katanya.

Terkait pertambahan berat badan yang tepat, ibu hamil bisa menanyakannya pada dokter atau tenaga kesehatan. Seberapa banyak pertambahan yang disarankan bergantung pada indeks massa tubuh (IMT). IMT ini merupakan ukuran lemak tubuh yang dihitung dari berat badan dan tinggi badan.

Menurut WebMD, umumnya seorang wanita yang memiliki berat badan rata-rata sebelum hamil harus menambah 11,33 hingga 16,3 kg saat dirinya hamil.

Wanita bertubuh kurus disarankan menambah 12,7 hingga 18,4 kg. Terkait pola makan yang bisa dipraktikan selama kehamilan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan yakni mencoba makan 5-6 kali, menyantap camilan sehat seperti kacang, kismis, buah seperti apel, pisang, atau yogurt.

Sementara mereka yang kelebihan berat badan mungkin hanya perlu menambah 6,8 hingga 11,33 kg selama kehamilan. Secara umum, pertambahan berat yang direkomendasikan sekitar 0,9 -1,8 kg selama 3 bulan pertama kehamilan.

Menurut Rita, tak sedikit ibu hamil yang tidak bisa mencapai berat badan sesuai anjuran pakar kesehatan. Bila begini, ada sejumlah hal yang bisa menjadi bahan evaluasi antara lain pola asuh yang mungkin salah atau kurangnya perhatian masyarakat dan lingkungan sekitar pada ibu hamil.

"Kalau tidak terpenuhi dicari ada apa, pola asuhkah yang salah, ada persepsi di masyarakat ibu hamil hal biasa sehingga tidak perlu diperhatikan, tidak peduli dengan keadaan kehamilan," kata dia.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), kenaikan berat badan ibu selama hamil penting untuk kesehatan kehamilannya dan bayinya.

Ibu yang memiliki berat badan kurang dari angka yang disarankan berhubungan dengan lahirnya bayi dengan berat lahir rendah dan berujung berisiko lebih tinggi terkena sakit serta mengalami keterlambatan perkembangan.

Sementara, bila berat badan ibu lebih tinggi dari jumlah yang disarankan, dikaitkan dengan bayi lahir terlalu besar dan ini bisa menyebabkan komplikasi persalinan dan anak terkena obesitas.

Artikel ini telah tayang dengan judul Pantau Kenaikan Berat Badan Bumil Cegah Risiko Bayi Gagal Tumbuh.

Selain terkait risiko bayi stunting, dapatkan informasi dan berita nasional maupun internasional lainnya melalui VOI.