Ahli Mengungkap Penyebab Depresi Pada Anak dan Remaja Adalah Media Sosial, Begini Penjelasannya
Ilustrasi anak bermain medsos (Andrea Piacquadio/Pexels)

Bagikan:

SURABAYA - Kesadaran kesehatan mental memang harus dimiliki oleh para orang tua. Bahkan hal itu jadi bagian dalam dunia parenting. Salah satu gangguan mental yang saat ini sering dibicarakan adalah depresi yang menerang anak, remaja, hingga orang dewasa. Namun tahukah Anda apa penyebab depresi pada anak?

Sebuah studi yang disadur dari Child Mind Institute, Senin, 25 Oktober, memperlihatkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, depresi di kalangan remaja dan dewasa muda kerap terjadi. Di sisi lain, pengguna media sosial terus meningkat. Lalu, bagaimana media sosial bisa menyebabkan depresi pada anak dan remaja?

Medsos Jadi Penyebab Depresi Pada Anak

Dalam penelitian menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di medsos cepat atau lambat akan merasa terasing dari dunia luar. Begitu juga dengan anak anak yang sudah sering dikucilkan, akan lebih banyak menggunakan media sosial sebagai wadah melarikan diri.

Hal tersebut berujung pada keengganan anak-anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Kurangnya aktivitas sosial kemudian berujung pada kerentanan mereka terkena depresi.

Teori lain membuktikan bahwa media sosial juga membuat anak kehilangan rasa percaya dan menghargai diri sendiri. Beredarnya potret standar kecantikan di media sosial memungkinkan anak remaja, khususnya perempuan, memandang rendah diri sendiri. Memiliki gambaran negatif tentang diri dapat menyebabkan depresi.

Orang Tua Harus Batasi Anak Main Medsos

Tidak hanya itu, jika anak terlalu sering dibiarkan menggunakan media sosial, bisa jadi mereka kehilangan minat melakukan hobi atau berolahraga. Kewajiban tugas sekolah pun bisa terabaikan. Buruknya manajemen waktu dalam bersosial media meningkatkan stres pada anak.

Untuk itu, penting bagi orang tua melakukan pembatasan penggunaan media sosial di dawai anak dan membantu mereka mengembangkan kebiasaan sehat. Anda dapat meminta anak menonaktifkan notifikasi agar tak terdistraksi, menghabiskan banyak waktu melakukan aktivitas offline yang nyaman bagi anak, dan menyimpan dawai sebelum tidur. Sebagai orang tua, Anda juga wajib memberi contoh baik pada anak dengan bijak bersosial media.