SURABAYA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memperbarui peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Semeru di Jawa Timur. Sejumlah tim dan peralatan diterjunkan untuk memperbarui peta bencana Gunung Semeru.
Pengambilan Gambar Peta Bencana Gunung Semeru
Tim Badan Geologi yang ada di lokasi terdampak bencana melakukan pengambilan gambar untuk mendapatkan gambaran terkini bukaan kawah yang mengarah ke Selatan dan Tenggara. Pengambilan gambar sendiri dilakukan dengan pesawat tanpa awak.
BACA JUGA:
"Hingga beberapa hari ke depan kegiatan ini masih kita lakukan, terutama di sekitar bukaan kawah yang ke arah selatan dan tenggara," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Andiani dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Kamis.
Sejumlah Ahli Diturunkan
Badan Geologi bakal mengirim ahli untuk melakukan pemetaan dan penelitian guna identifikasi awal dalam memperbarui peta kawasan rawan bencana Gunung Semeru.
"Ini menjadi concern Badan Geologi, sehingga banyak ahli yang akan kami turunkan, mulai dari ahli geologi lingkungan hingga ahli kebencanaan, semua akan diturunkan, sekitar 10-15 orang. Kami akan all out," kata Andiani.
Ke depannya, peta yang dikeluarkan oleh Badan Geologi, termasuk peta kawasan rawan bencana agar menjadi acuan untuk masyarakat memahami karakter geologi suatu tempat. Karena apa yang digambarkan di dalam peta tersebut merupakan prediksi.
"Gambaran di dalam peta geologi itu tidak pernah ingkar janji. Jadi, mohon peta-peta yang sudah dikeluarkan Badan Geologi betul-betul dijadikan acuan, karena peta itu bercerita banyak," pungkas Andiani.
Masyarakat Diminta Jauhi Wilayah Berbahaya
Sementara itu, Sekretaris Badan Geologi, Ediar Usman menambahkan ahli geologi tata lingkungan akan membantu memetakan wilayah mana saja yang sudah tidak bisa dijadikan tempat tinggal sekaligus memberikan rekomendasi wilayah yang aman untuk dijadikan hunian.
"Tentu akan dipilih wilayah yang aman dan ketersediaan air tanah yang memadai untuk kehidupan ke depannya," katanya.
Pemerintah mengingatkan masyarakat untuk menjauhi daerah-daerah yang merupakan aliran awan panas guguran karena masih terdapat potensi erupsi sekunder.
Guguran Awan Panas Masih Terjadi
Pada Selasa (6/12), Badan Geologi mencatat ada empat kali awan panas guguran dengan jarak 2.800 sampai 3.000 meter pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.
Kemudian pengamatan Rabu 8 Desember kemarin dari pukul 00.00 sampai pukul 06.00 WIB dilaporkan tidak terjadi awan panas guguran, namun masih terpantau terjadi getaran-getaran dari permukaan.