Penemuan Benda Arkeologi di Tulungagung: Peneliti Duga Ada Banyak Benda Padat di Desa Podorejo
Penemuan benda arkeologi di Tulungagung. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

SURABAYA - Temuan dua arca dwarapala dan jaladwara di Desa Podorejo, Tulungagung, Jawa Timur menarik penelitian tim peneliti. Badan Geologi Bandung bahkan berhasil mengidentifikasi sebaran objek padat di dalam tanah yang ada di sekitar lokasi ditemukannya dua arca tersebut. Penemuan Benda arkeologi di Tulungagung masih dalam penelitian.

"Hasil temuan awal kami memang mengidentifikasi cukup banyak anomali tinggi yang diduga berasal dari benda padat-benda padat di sekitar lokasi yang kami lakukan survei menggunakan perangkat gradiomagnetik. Tapi kami belum bisa menyimpulkan itu (benda) apa," ucap Kepala Tim Geolog dari Badan Geologi Bandung, Hidayat, dikutip Antara, Minggu 20 Maret.

Metode Penemuan Benda Arkeologi di Tulungagung

Geolog menggunakan dua metode yang digunakan untuk meneliti kemungkinan adanya benda-benda cagar budaya di sekitar Desa Podorejo. Tim peneliti menggunakan perangkat gradiomagnetik yang berfungsi untuk mendeteksi benda-benda di kedalaman dangkal. Selain itu digunakan pula alat georadar.

Piranti elektronik ini merupakan alat pelacak bawah permukaan bumi dengan gelombang radio.

Georadar biasanya digunakan untuk eksplorasi dangkal dengan ketelitian (resolusi) sangat tinggi sehingga mampu mendeteksi target bawah permukaan sampai target ukuran sentimeter.

Tidak Dilakukan Penggalian

Beberapa sebaran anomali yang telah dideteksi menggunakan gradiomagnetik semua telah dicatat dan ditanda pada setiap bidang seluas dua meter persegi pada bidang tanah kebun dengan total luas sekitar 14 x 30 meter.

"Hasil sementara masih akan diproses. Sementara masih dapat data mentah. Nanti akan kami olah, dan hasilnya akan kami sampaikan dalam kurun beberapa hari ke depan," katanya.

Dalam survei atau penelitian dengan pendekatan geologi itu tidak dilakukan kegiatan penggalian.

Pembuatan Peta Sebaran Benda

Mereka hanya membuat peta sebaran benda yang terbaca pada hasil pendeteksian menggunakan dua perangkat detektor benda di dalam bumi dengan kedalaman dangkal itu, untuk dijadikan petunjuk awal bagi tim arkeologi yang ingin melakukan eskavasi.

"Mungkin saja anomali tinggi yang terbaca (alat) ada berkaitan arca atau benda bersejarah lain dengan bahan padat berasal dari batuan andesit. Tapi bisa juga benda lain," katanya.

Menurut penjelasan Hidayat, anomali tinggi yang terbaca alat gradiomagnetik maupun georadar pada dasarnya. Bisa banyak hal. Misal dari pondasi tembok pagar atau bangunan yang di dalamnya ada otot berbahan besi/baja.

"Bisa juga bolder batu-batu andesitik. Jadi pembuktian butuh kolaborasi dengan teman-teman arkeologi," katanya.

Penelitian Dilakukan di Kebun

Penelitian itu merupakan permintaan khusus dari Bappeda Tulungagung kepada tim geolog Badan Geologi Bandung yang selama empat pekan ini berada di Tulungagung untuk kepentingan penelitian rencana usulan kawasan geopark kawah gunung purba di Tulungagung bagian selatan.

Penelitian atas penemuan arkeologi itu dilakukan di sebuah kebun yang berada di Desa Podorejo, Kecamatan Wonodadi, menyusul telah ditemukannya dua arca diduga peninggalan zaman Majapahit pada Sabtu, 26 Februari 2022.

Artikel ini telah tayang dengan judul Setelah Temukan Dua Arca di Tulungagung, Geolog Bandung Dalami Beberapa Benda Padat di Sekitar Lokasi.

Selain terkait penemuan benda arkeologi di Tulungagung, dapatkan informasi dan berita daerah Jawa Timur melalui VOI Jatim.